Yang Bersemi Selama Pandemi

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-03-12 / Halaman : / Rubrik : LIN / Penulis :


RAMA dan Dyghta, sepasang elang Jawa (Nisaetus bartelsi), tengah menunggu kelahiran anak mereka. Keduanya bergantian mengerami telur di dalam kandang berukuran 20 x 15 x10 meter di Pusat Suaka Satwa Elang di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, di Loji, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Detik-detik menetasnya sebutir telur satwa liar calon penguasa langit Gunung Salak dan Halimun itu dipantau dan disiarkan langsung lewat kanal YouTube milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sejak Rabu, 9 Maret lalu.
Telur elang Jawa itu telah berumur 48 hari. Dalam hitungan hari, telur dari pasangan paling populer di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) itu diperkirakan akan menetas. Sebelumnya, pada 7 Juli 2020, pasangan itu sukses menetaskan anak setelah bergantian mengerami telur selama 42 hari di tengah-tengah pandemi Covid-19. Anak mereka diberi nama Parama yang memiliki arti “paling unggul”. Menurut Wardi Septiana, anggota staf Pengendali Ekosistem Hutan TNGHS, Parama kini telah berusia 1,5 tahun. Parama masih tinggal di dalam kandang dan dalam kondisi telah siap untuk dilepasliarkan ke alam. Adapun Rama dan Dygta sebetulnya berasal dari Jawa Timur. Pasangan elang Jawa ini diserahkan oleh petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur kepada Pusat Suaka Satwa Elang Jawa untuk direhabilitasi. Momen bersejarah lain di TNGHS adalah ketika pasangan Prabu dan Ratu menetaskan anak mereka, Prawara, pada Jumat, 9 April 2021 pukul 05.47, lagi-lagi di tengah pandemi virus corona. Prawara yang dalam bahasa Sanskerta berarti “paling terkemuka” itu betul-betul lahir di alam liar setelah telurnya dierami selama 47 hari, tepatnya di Blok Cidahu TNGHS. Jauh sebelum Prawara lahir, petugas telah mengamati Prabu dan Ratu dari berpasangan hingga kawin dan membangun sarang di ketinggian sekitar 965 meter dari permukaan laut. Di sarang dari kumpulan ranting kering inilah Prawara lahir dengan warna tubuhnya yang masih serba putih. “Itu kelahiran elang Jawa terbaru yang kami…

Keywords: Satwa LiarVirus CoronaTaman Nasional Kerinci SeblatTaman Nasional Gunung Halimun SalakPandemi Covid-19
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…