Perang
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-03-26 / Halaman : / Rubrik : CTP / Penulis :
PERANG selalu punya saat yang heroik, tapi juga yang absurd.
Kita bisa lebih tajam melihatnya dalam tragedi. Di satu adegan yang jarang diingat dalam Hamlet, karya Shakespeare, Hamlet menyaksikan pasukan Norwegia berangkat bertempur melawan pasukan Polandia. Ia bertanya kepada kapten yang memimpin barisan untuk apa mereka maju.
Jawab si kapten: untuk merebut sepetak tanah—yang sebenarnya tak berharga buat siapa pun. We go to gain a little patch of ground/That hath in it no profit but the name.
Sang kapten bukan tentara yang bersemangat tampaknya, tapi justru karena itu, Hamlet, pangeran Denmark yang peragu itu, takjub: ternyata orang bisa siap menghadapi bahaya dan kematian “bahkan untuk sekerat cangkang telur”. Ternyata orang bersedia “mempertengkarkan sebatang lidi, ketika kehormatan dipertaruhkan”.
Kini kulihat 20 ribu orang,
mungkin terangsang khayal atau teperdaya kemasyhuran,
berangkat buat mati, berbaris ke kubur,
seakan-akan pergi tidur,
dan berkelahi, demi sepetak bumi,
yang bahkan tak cukup luas untuk jadi makam
yang akan menyembunyikan tubuh
mereka yang terbunuh.
•
Pelbagai epos—kisah keperwiraan—sebenarnya tak cuma menceritakan heroisme, tapi juga menunjukkan absurditas itu.
Dalam perang yang dikisahkan Homeros di abad ke-6 Sebelum Masehi, penguasa Sparta…
Keywords: Catatan Pinggir, catatan pinggir (caping), 
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…