Ambisi Bandar Antariksa Biak Utara

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-04-02 / Halaman : / Rubrik : LIN / Penulis :


Artikel ini merupakan liputan kolaborasi Tempo dengan Jubi, Suara.com, dan Project Multatuli.

ALEX Abrauw, 31 tahun, masih memendam kekesalan terhadap Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko yang mengunjungi calon lokasi bandar antariksa di Desa Saukobye, Distrik Biak Utara, Biak Numfor, Papua, pada Kamis, 21 Oktober 2021. Dia bersama beberapa pemuda klan Abrauw lain berdemonstrasi menolak rombongan dari Jakarta itu. "Mereka datang diam-diam tanpa memberi tahu kami, pemilik tanah ulayat," kata Alex Abrauw menceritakan alasan kekesalannya, Rabu, 2 Maret lalu. Klan Abrauw menolak pembangunan bandar antariksa itu karena lokasinya berada di hutan adat klan Abrauw-Rumander. Mananwir keret atau kepala klan Abrauw, Marthen Abrauw, 65 tahun, mengatakan pendahulu mereka tak pernah menyetujui pelepasan tanah adat kepada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), yang kini melebur dalam BRIN. "Tanah dan hutan adat merupakan identitas sekaligus sumber hidup masyarakat Abrauw," ucap Marthen, ayah Alex, saat ditemui di rumahnya di Saukobye, sekitar 38 kilometer dari Kota Biak. Geger persoalan tanah ini bermula pada 1980, saat Saukobye masih bernama Andei di bawah rukun kampung Warbon. Ketika itu Distrik Biak Utara menjadi wilayah operasi militer yang bertujuan menumpas Organisasi Papua Merdeka (OPM). Di masa itu pula, kata Marthen, masyarakat rukun kampung Warbon dipaksa menandatangani surat pelepasan hak atas tanah kepada Lapan. Mereka yang menolak akan dicap anti-pembangunan dan dianggap sebagai bagian dari OPM. Menurut Pendeta Gerson Abrauw, 60 tahun, saat itu masyarakat tidak diberi penjelasan tentang apa yang akan dibangun di atas tanah tersebut. Petugas hanya memanggil satu per satu warga ke kantor distrik untuk diminta menandatangani daftar yang disediakan. Nilai ganti rugi yang bakal diberikan saat itu sebesar Rp 150 ribu per hektare. Tambahannya: iming-iming lapangan kerja bagi pemuda, penyediaan air bersih, akses transportasi, juga pemberian televisi dan radio.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional…

Keywords: Kabupaten Biak NumforPemerintah Provinsi PapuaHutan LindungBadan Riset dan Inovasi Nasional | BRINElon Musk
Rp. 15.000

Foto Terkait


Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…