Terkubur Di Kota Mati
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-04-16 / Halaman : / Rubrik : INT / Penulis :
BUCHA menjelma seperti kota mati pada Ahad siang, 10 April lalu. Nyaris tak ada penduduk berkeliaran di jalan-jalan kota yang berjarak 30 kilometer dari Kyiv, ibu kota Ukraina, itu. Perang Rusia-Ukraina yang terjadi di Bucha selama sebulan penuh pada Maret lalu membuat sebagian besar penduduk mengungsi ke tempat lain. Banyak bangunan di kota itu pun rata dengan tanah.
Di tengah terjangan hawa dingin bersuhu 4 derajat Celsius dan hujan rintik, suara sekop yang beradu dengan tanah di belakang Gereja St. Andrew memecah keheningan. Empat pria berbaju hazmat putih dan bermasker gas menggali lubang yang mirip galian selokan sepanjang 10 meter. Di relung itu terkubur ratusan mayat warga Bucha yang diduga tewas akibat invasi Rusia.
Sepuluh menit menggali, mereka menemukan jasad laki-laki tanpa kepala. Mayat itu ditarik dari dalam tanah dan dibaringkan di dekat sebuah tenda putih. Tujuh orang berbaju hitam mengerubungi jenazah. Seorang di antaranya mengenakan rompi biru bertulisan “War Crimes Prosecutor” atau penuntut kejahatan perang. Satu jam berikutnya, dua mayat lain ditemukan.
Petugas menggali kuburan massal yang terletak di halaman belakang Gereja St. Andrew and Pyervozvannoho All Saints, Bucha, Ukraina, 10 April 2022. Tempo/Raymundus Rikang
“Kuburan itu menjadi makam sementara agar mereka yang tewas bisa dikubur secepatnya,” kata Oleg Dorensk, warga Bucha. Menurut Dorensk, warga Bucha berinisiatif mengumpulkan korban perang yang tewas di belakang gereja yang memiliki lima menara bertutup kubah emas itu. Diperkirakan ada lebih dari 400 jenazah terkubur di situ.
Lewat tengah hari, suara dentuman menggelegar dua kali. Beberapa menit kemudian iring-iringan tank bergemuruh melintasi jalan Nove Highway di sebelah barat gereja. Gaung ledakan tak terdengar lagi seiring dengan konvoi tank menjauh. Ahad itu Bucha baru sepuluh hari dikuasai kembali oleh tentara Ukraina. Suasana tegang masih terasa di berbagai penjuru Bucha.
Pada Rabu, 13 April lalu, penggalian jenazah masih berlanjut. Empat kantong jenazah tergeletak di pinggir galian. Satu mayat laki-laki tanpa busana digulang-gulingkan oleh petugas forensik. Wajahnya berlumur tanah dan kulitnya mulai mengelupas.
Oleg Dorensk bercerita, sesaat setelah tentara Rusia merangsek ke Bucha pada awal Maret lalu, suara ledakan tak pernah berhenti terdengar. Pasukan Rusia pun memblokade jalan-jalan untuk mencegah warga Bucha mengungsi ke luar kota. Dorensk memilih tak meninggalkan Bucha sejak tentara Rusia menggempur kota itu.
Suatu hari, dari kejauhan ia menyaksikan sejumlah tentara Rusia mengepung mobil milik tetangganya. Tiba-tiba saja senapan pasukan Rusia memuntahkan peluru ke mobil tersebut. Satu keluarga yang memiliki dua anak itu tewas di dalam mobil. “Mereka ikut dikubur di belakang gereja,” tutur Dorensk.
Anton Dovgopol, petugas medis dari Rumah Sakit Irpin yang memeriksa jenazah, mengatakan semua mayat yang dikubur di belakang St. Andrews memiliki sejumlah luka. Sebagian besar tertembus peluru. Ada yang di kepala, ada pula yang di tubuh.
(Baca: Mengapa Presiden Rusia Vladimir Putin Menyerang Ukraina)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuding pasukan Presiden Rusia Vladimir…
Keywords: Rusia, Vladimir Putin, Ukraina, Perang Rusia-Ukraina, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…