Sel Surya Alternatif Dari Cimahi
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-04-23 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :
MATEMATIKA dan mesin sudah membayang-bayangi hidup Noor Titan Putri Hartono sejak kecil. Ayahnya seorang dosen teknik mesin dan elektronika di sebuah kampus. Bila Titan mendapat peringkat baik di sekolah dasar, orang tuanya selalu menghadiahinya buku matematika. “Awal-awal yang dibeliin buku latihan matematika. Baru belakangan kalau ingin novel juga dibeliin,” kata perempuan kelahiran Cimahi, Jawa Barat, 13 Desember 1992, ini dalam wawancara daring pada Rabu, 13 April lalu.
Tempaan di masa kecil itu berpengaruh terhadap pilihan studi Titan. Saat menempuh pendidikan sarjana di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, ia memilih jurusan teknik mesin. Ia mengambil jurusan yang sama saat mengambil jenjang master dan doktoral di kampus yang sama. Pada periode pendidikan master itulah dia mulai meneliti perovskite, material pembentuk sel surya yang digadang-gadang akan menggantikan silikon sebagai komponen pembangkit listrik tenaga surya yang lebih murah dan efisien.
Sel surya perovskite, seperti halnya silikon, berfungsi menangkap energi matahari dan mengubahnya menjadi listrik. Ini merupakan material baru yang dikembangkan sebagai alternatif silikon, yang sekarang banyak dipakai di pasar. Menurut Titan, material perovskite dilirik sebagai alternatif karena diyakini bisa lebih murah harganya saat diproduksi massal dibandingkan dengan silikon.
Titan menuturkan penelitian perovskite mulai marak sekitar 10 tahun lalu. Artikel di jurnal ilmiah pertama yang membahasnya terbit pada 2010. Kini sejumlah perusahaan rintisan bahkan berfokus pada pengembangannya. Namun, sampai saat ini, belum ada hasil berupa produk panel surya yang selnya dari perovskite. “Kebanyakan silikon,” ucapnya.
Titan menambahkan, silikon sebagai material pembentuk sel surya itu kurang-lebih sama prosesnya dengan semikonduktor. Butuh modal dan biaya besar untuk produksinya, meskipun harga jual produknya makin lama makin turun. “Makanya orang-orang tertarik untuk mengembangkan perovskite ini. Ada potensi lebih murah, tapi performanya kurang-lebih sama dengan silikon,” tuturnya.
Noor Titan Hartono saat membuat perovskite solar cells di MIT Photovoltaics Laboratory, Boston, Ameriksa Serikat, 2018. Tony Pulsone
Kelebihan perovskite lain adalah lapisannya yang bisa lebih tipis dibanding silikon. Menurut Titan, perovskite bisa berukuran sekian ratus nanometer. Materinya juga lebih fleksibel sehingga potensial bila dikembangkan untuk membuat jam tangan bertenaga surya. “Risetnya masih berjalan. Banyak kelompok riset di dunia yang berfokus di situ,” ujarnya.
Dalam penelitian Titan, perovskite yang disiapkan untuk sel surya itu dibentuk dari gabungan material timbel, iodin, dan bromin. Bahan yang…
Keywords: Energi Baru dan Terbarukan | EBT, Tokoh Tempo, Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Panel Surya, Noor Titan Putri Hartono, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…