Yosie
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-04-30 / Halaman : / Rubrik : CTP / Penulis :
TIAP 21 April, ketika kata “perempuan” diberi tanda seru pembebasan, apa yang dipikirkan Yosie?
Hari itu, di bulan September 1962, saya berdiri di sebelahnya di sebuah sudut bandara Kemayoran. Kami baru melepas Amirul, seorang teman, terbang ke Tokyo.
Yosie memandang dengan setengah melamun ke arah runway. “Aku suka bermimpi jadi Srikandi terbang,” katanya seperti kepada dirinya sendiri.
Waktu itu umurnya 20 tahun—anak bungsu seorang mendiang patih di sebuah kabupaten lama dan seorang ibu yang tak bisa dengan yakin memanggilnya “putraku”. Yosie bukan putra. Ia juga bukan putri. Ia lahir dengan gelar raden mas, disunat pada umur 8, tapi ia melihat dirinya sebagai anak perempuan. Ia berjalan seperti anak perempuan—ia sadar akan hal ini—dan bersenandung (ia menyukai lagu-lagu Pat Boone) seperti seorang perempuan. Saya ingat semasa di SMA dulu ia mengungkapkan isi hati yang selama itu dirahasiakannya, bahwa ia jatuh cinta—sebagai seorang perempuan—kepada teman saya, Rumekso.
Tentu ia diejek-ejek sebagai “banci”—ketika “banci” dianggap tak lengkap, tak jelas,…
Keywords: Transgender, Kartini, Perempuan, Transpuan, Kesetaraan Gender, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…