Sos… Wabah Pmk
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-05-14 / Halaman : / Rubrik : EB / Penulis :
WABAH penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak di Jawa Timur membuat Kapal Motor (KM) Calypso mengubah rute perjalanan setelah tiga hari berlayar di perairan Selat Madura. Sempat terkatung-katung di dekat Jembatan Suramadu, kapal kargo yang mengangkut 736 sapi asal Nusa Tenggara Timur itu akhirnya balik Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu, 14 Mei lalu. “Sekitar jam 5 subuh berangkat,” kata Zainal Abidin, salah satu pemilik sapi di kapal itu, kepada Tempo.
Semula, KM Calypso akan membongkar muatan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Tapi rencana itu gagal. Otoritas pelabuhan menolak bongkar-muat sapi-sapi dengan berat 250-325 kilogram per ekor itu karena di Jawa Timur sedang diberlakukan lockdown alias penutupan wilayah akibat wabah PMK. Wabah ini menyerang ternak di beberapa kabupaten di Jawa Timur sejak April lalu.
Zainal bercerita, rencana pengiriman sapi ke Surabaya itu diatur jauh hari sebelum lockdown berlaku. KM Calypso yang ia carter bersama tujuh peternak lain berangkat dari Pelabuhan Tenau di Kupang pada Ahad pagi, 8 Mei lalu. Ternak-ternak ini telah dilengkapi dokumen perizinan satu pintu, surat keterangan kesehatan hewan, dan sertifikat yang dikeluarkan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.
Dua hari kemudian, Calypso siap melempar sauh di Tanjung Perak. Tapi tiba-tiba masalah muncul. Surat permintaan persetujuan bongkar yang diajukan Zainal secara online ke Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya sebenarnya telah dibuat. “Tapi dokumen fisiknya ditahan,” ujarnya.
Pengusaha asal Surabaya yang memiliki peternakan di NTT itu berharap bisa membongkar muatan di Tanjung Perak, mengingat sapinya berasal dari zona hijau. Apalagi sapi-sapi itu dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan dan sertifikat balai karantina. “Keberangkatan sapi menuju Surabaya dilakukan sebelum ada kebijakan lockdown. Harus ada kebijakan jelas karena ini barang bernyawa dan jumlahnya tidak sedikit,” ucapnya.
Petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tengah melakukan penyemprotan cairan disinfektan di kandang sapi milik Haji Supar di Desa Soko, Kecamatan Mantub, Lamongan, 12 Mei 2022.(Foto: TEMPO/ Sujatmiko)Petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tengah melakukan penyemprotan cairan disinfektan di kandang sapi milik Haji Supar di Desa Soko, Kecamatan Mantub, Lamongan, 12 Mei 2022.(Foto: TEMPO/ Sujatmiko)
Cerita yang sama dialami KM Camara Nusantara yang berangkat dari Kupang menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Kamis malam, 12 Mei lalu. Kapal yang mengangkut 550 sapi ini juga sempat tertahan di pelabuhan tujuan. KM Camara Nusantara adalah kapal yang didesain untuk mengangkut ternak yang menjadi bagian dari program tol laut sejak 2018. Informasi terakhir yang diperoleh Tempo menyebutkan KM Camara Nusantara akhirnya mendapat izin untuk merapat dan membongkar muatan di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, pada Ahad malam, 15 Mei lalu.
Menteri Pertanian
Keywords: Syahrul Yasin Limpo, Peternakan, PMK, Penyakit Mulut dan Kuku, Penyakit Ternak, 
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…