Serba Semar Nasirun Dan Buku Sindhunata
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-05-21 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
TUBUH Semar serba putih seperti asap. Menyisakan rambut depannya yang dikucir kuncung, perutnya yang buncit, juga gigi depannya yang tinggal satu. Di sekitarnya terdapat citraan bola-bola kecil berwarna merah, kuning, oranye, biru, dan hijau. Di ujung bawah Semar, muncul sosok serba hitam, berkucir belakang, berhidung besar, berbibir tebal, dan berperut buncit. Lukisan Semar berpakaian serba putih itu adalah salah satu karya perupa Nasirun yang ditampilkan dalam pameran bertajuk “Anak-anak Semar” yang dipajang di Museum Anak Bajang di kompleks Omah Petroek di Dusun Wonorejo, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Satu-satunya lukisan yang menempel vertikal dengan panjang 2,955 meter yang diberi judul “Semar Mencari Raga” itu cukup mencuri perhatian sejumlah pengunjung. Ada mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastusi; perupa Djoko Pekik; juga anggota staf khusus presiden bidang politik, Sukardi Rinakit.
Menurut Nasirun, lukisan itu menyimbolkan 70 tahun usia Gabriel Possenti Sindhunata, SJ, yang akrab disapa Romo Sindhu atau Sindhunata, yang berulang tahun pada 12 Mei lalu. “Dalam bahasa Sanskerta atau Kawi, itu namanya Ki Nayantaka. Manusia yang menggunakan baju putih semua,” kata Nasirun kepada Tempo di sela pembukaan pameran yang merupakan bagian dari rangkaian acara “Merayakan Persahabatan 70 Tahun Sindhunata Berkarya untuk Literasi Negeri” pada Ahad malam, 15 Mei lalu.
Bagi Nasirun, usia 70 tahun adalah cermin kesadaran manusia untuk merayakan peringatan bersama bahwa hidup menuju keabadian. “Kami dan Romo sedang…
Keywords: Lukisan, Buku, Seni, Sindhunata, Nasirun, Semar, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.