Perlawanan Lewat Tonil
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-06-11 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :
SUATU malam pada 1935-an, atas izin Pater Gerardus Huijtink, SVD, pastor paroki Katedral Ende, Nusa Tenggara Timur, Bung Karno menggelar pementasan sandiwara di gedung Aula Immakulata milik paroki. Sukarno menyulap aula itu menjadi ruang pementasan sandiwara karya perdananya berjudul Dokter Syaitan (Dokter Setan). Sandiwara tersebut adalah interpretasi Sukarno atas kisah Boris Karloff dalam film Frankenstein yang saat itu tengah populer.
Panggung menggambarkan sebuah laboratorium yang di tengahnya tertancap sebatang pipa hingga menyentuh atap. Dari pipa itu tergantung kawat dan kabel ke meja operasi di tengah panggung. Pentas menampilkan tokoh dokter bernama Marzuki dan perawat Hayati yang berdiri di dekat meja operasi menghadap mayat yang terbujur kaku. Dokter Marzuki menandaskan bahwa mayat itu akan bangkit dan hidup lagi. “Kita akan menamakannya Robot,” kata dokter Marzuki ke arah penonton.
Pementasan perdana sandiwara Dokter Syaitan itu mendapat sambutan luar biasa. Sandiwara tersebut membawa pesan bahwa mayat yang hidup lagi bagi Sukarno adalah metafora tubuh Indonesia yang mati suri bisa bangkit dan hidup kembali suatu waktu nanti.
Boleh dibilang tak banyak yang tahu bahwa Sukarno berbakat menjadi…
Keywords: Sukarno, Bung Karno, Perkumpulan Sandiwara Kelimutu, Sutradara Teater, Dokter Setan, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…