Memulai Pameran Di Gedung Panjang

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-06-25 / Halaman : / Rubrik : SR / Penulis :


“PENDERITAAN meja adalah penderitaan saya. Problem meja adalah problem saya. Semua obyek yang saya lukis sesungguhnya bagi saya adalah self-portrait. Sebab, ketika kita sudah menyatu dengan obyek, sudah tidak ada lagi jarak dan keterpisahan antara kita dengan obyek.…” Kalimat panjang almarhum perupa Nashar itu dapat kita dengar melalui earphone dari rekaman audio yang disajikan dalam pameran “CIPTA! Kapita Selekta Cikini Raya 73” di Galeri Gedung Panjang Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Ucapan Nashar itu bagian dari wawancara Nashar dengan seorang mahasiswa Akademi Seni Rupa Indonesia Yogyakarta pada 1979 di kawasan TIM yang rekaman kasetnya dimiliki oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Kepada mahasiswa itu Nashar menjelaskan kredo melukisnya. Nashar menekankan, tatkala menghadapi obyek atau alam benda apa pun, penghayatan harus lebih utama daripada pengetahuan. Sejak 1968, Nashar mengatakan baginya obyek-obyek dan benda-benda bukanlah sesuatu sosok yang ada di luar dirinya, tapi ada dalam dirinya. Orang menyebut lukisan Nashar abstrak.
Dalam interview tersebut mahasiswa itu juga bertanya sampai seberapa jauh Nashar terpengaruh oleh gaya dan teknik lukisan perupa lain. Nashar menjawab tegas: “Mengapa kita takut kepada pengaruh? Picasso juga bertolak dari gaya pelukis-pelukis Eropa sebelumnya. Namun, dengan penghayatannya yang dalam, Picasso mampu menjadikan gaya-gaya itu miliknya sendiri. Yang jadi problem adalah bila seorang pelukis belum mampu menyatu dengan apa yang dilukisnya tapi ia sudah terkena pengaruh gaya. Itu bahaya.”
Sejak TIM diresmikan oleh Ali Sadikin pada 10 November 1968 dan DKJ dikukuhkan pada 17 Juni 1969, lebih dari 50 tahun kini, DKJ memiliki ratusan koleksi lukisan, grafis, rekaman ceramah-ceramah dan diskusi-diskusi, poster, foto-foto, serta bundel-bundel arsip. “Harta karun” itu kini berusaha ditata lebih sistematis dan aman. Dalam pameran perdana yang “memerawani” gedung-gedung anyar TIM (tapi masih banyak gedung yang belum rampung pengerjaannya, misalnya, gedung pengganti Graha Bakti Budaya), pengunjung juga bisa mendengarkan cuplikan-cuplikan ceramah dan diskusi seni rupa dalam sejarah TIM yang dianggap penting.

Bagian belakang ruang…

Keywords: Dewan Kesenian JakartaSeni RupaLukisanTaman Ismail MarzukiPameran Seni
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16

Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…

Y
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16

Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…

P
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05

Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…