Ironi Pengumpul Donasi Masyarakat
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-07-02 / Halaman : / Rubrik : OPI / Penulis :
KEDERMAWANAN banyak orang Indonesia merupakan pasar luas bagi kegiatan penggalangan dana. Mereka tulus menyetorkan donasi untuk membantu sesama. Korban bencana adalah penerima manfaat terbesar. Penikmat lain yang tak terlihat pemberi donasi: petinggi sebagian lembaga pengumpul sumbangan. Mari kita tengok Yayasan Aksi Cepat Tanggap atau ACT.
Berdiri sejak 2005, lembaga itu gencar mengumpulkan donasi publik. Hasilnya lalu disalurkan ke lokasi bencana alam, wilayah yang warganya kelaparan, hingga daerah perang di luar negeri. Bukan kaleng-kaleng, pada 2018-2020 organisasi ini mengumpulkan rata-rata Rp 540 miliar per tahun donasi masyarakat.
Keberhasilan ACT meraup dana dalam jumlah besar tak lepas dari nilai-nilai religius masyarakat yang meyakini “sumbangan dalam jumlah tertentu bakal menerima balasan lebih besar dari Tuhan”. Pada 2021, lembaga amal global Charities Aid Foundation mengukuhkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia. Dari penelitian ini, delapan dari sepuluh orang Indonesia menyumbangkan…
Keywords: Bencana, Penyaluran Bantuan, Aksi Cepat Tanggap, ACT, Kasus ACT, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.