Adu Tembak Janggal Dua Ajudan

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-07-16 / Halaman : / Rubrik : HK / Penulis :


RUMAH Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak di Kampung Bahar, Kecamatan Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, mendadak riuh pada Sabtu malam, 9 Juli lalu. Meski pasangan suami-istri itu masih dalam perjalanan dari Padang Sidempuan, Sumatera Utara, menuju Sungai Bahar, rumah mereka dipenuhi keluarga dan personel Markas Besar Kepolisian RI yang membawa peti mati berisi jenazah Nofriansyah Yosua Hutabarat, yang populer sebagai Brigadir Yosua. Sehari sebelumnya, Jumat, 8 Juli lalu, Yosua, 27 tahun, meninggal di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Inspektur Jenderal Ferdy Sambo. Jenazah anak Samuel dan Rosti itu diterbangkan menggunakan pesawat dari Jakarta menuju Jambi pada Sabtu pagi. Pihak keluarga meminta polisi menyerahkan langsung peti jenazah itu kepada orang tua Yosua. Pada Sabtu tengah malam, Samuel dan Rosti akhirnya tiba. Tangis keluarga pun pecah. Dalam acara serah-terima jenazah, para polisi menolak membuka peti. Rosti makin histeris sambil meminta agar peti dibuka. “‘Buka, buka, buka,’ kata kakakku,” ujar Rohani Simanjuntak, adik Rosti, pada Senin, 11 Juli lalu. Setelah terjadi percakapan antara pihak keluarga Yosua dan polisi, akhirnya disepakati peti jenazah hanya dibuka setengah badan.

Karo Provost Div Propam Mabes Polri Brigjen Benny Ali bersama adik bungsu Nofriansyah Yosua Hutabarat, Mahareza Hutabarat di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta/Istimewa
Saat itu, dua kancing atas pakaian Brigadir Yosua terbuka. Rohani dan keluarga melihat dada jenazah. “Di bagian mata sebelah kanan kayak ada luka sayatan, seperti kena benda tajam, agak lebam sedikit. Di hidungnya ada luka juga bekas jahitan, bibirnya juga. Giginya sudah tidak rapi lagi, seperti kena pukulan,” kata Rohani. Mereka tak bisa melihat lebih jauh. Polisi tak mengizinkan keluarga berlama-lama melihat jenazah. Akhirnya para polisi yang mengantar peti meninggalkan Sungai Bahar. Jenazah Brigadir Yosua disemayamkan di rumah orang tuanya. Pada Ahad pagi, 10 Juli lalu, keluarga mulai berdatangan ke rumah duka. Sekitar pukul 10.00 WIB, keluarga kaget melihat darah segar yang mengucur dari jari kelingking kiri Yosua. Penasaran, keluarga akhirnya memutuskan membuka baju yang dikenakan jenazah. “Kami tengok, rupanya tangan sebelah kiri ini ada luka. Dua jarinya patah. Di tangan sebelah kiri juga ada bekas tembakan. Di dadanya ada dua bekas tembakan, sama di leher satu. Jadi kami temukan empat bekas tembakan,” ucap Rohani.

Jenazah Brigadir Yosua dimakamkan pada Ahad…

Keywords: Penembakan PolisiPembunuhanMarkas Besar Kepolisian RIFerdy SamboNopryansah Yosua HutabaratBrigadir Yosua
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

V
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14

Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…

H
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14

Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…

P
Peringatan dari Magelang
1994-05-14

Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…