Dua Layar Wayang Motekar Herry Dim
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-09-10 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
PUKULAN drum mengantarkan sosok wayang berkepala gajah dengan gading yang mencuat panjang muncul di layar utama. Dalam fokus lingkaran di layar, si gajah tampak sangat berkuasa. Terdengar tawanya terkekeh-kekeh. Gerombolan makhluk bermoncong aneh mengikutinya. Di sisi kiri dan kanan layar utama terlihat gambar tikus-tikus berseragam hitam berdiri berderet, seakan-akan siap menjaga sang penguasa. Dengan kekuatannya, mereka kemudian membabat hutan. Pepohonan tumbang, terpotong satu demi satu. Hewan-hewan hiruk-pikuk melarikan diri dari rumah mereka.
Semula divisualkan pepohonan yang mencengkeram bumi dengan akar yang menghunjam mengikat air. Rimbunnya daun dari dahan yang kokoh meneduhi binatang-binatang dan menjadi sumber pangan bagi mereka. Binatang dan pepohonan saling menumbuhkan kehidupan. Layar meredup, lalu berganti dengan kemurkaan alam. Air membanjiri semesta tanpa tameng pepohonan ditampilkan dalam animasi air bah yang bergelombang. Awan bergumpal-gumpal dalam balutan corak awan batik mega mendung dan kilat terang. Musik yang nge-rock dengan gebukan drum bertempo cepat mendramatiskan suasana kemarahan.
Pentas Herry Dim dengan Wayang Motekar berjudul Let’s Save The Earth, di Galeri Salihara, Jakarta, 4 September 2022. Salihara/Witjak Widhi Cahya
Begitulah…
Keywords: Pentas Seni, Wayang, Teater Salihara, Herry Dim, Wayang Motekar, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.