Siraman Mantra Dari Penjuru Negeri
Edisi: 18 Sep / Tanggal : 2022-09-18 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
BISSU Pasere dengan dipayungi seorang pembantunya berkeliling panggung merapal doa dan mantra ruwatan bumi. Tangan kirinya memegang semacam bokor, sementara tangan kanannya mencipratkan sesuatu dengan alatnya. Akan halnya Bissu Puang Matoa mendaras mantra dengan mangkok dupanya. Setelah itu, Bissu Pajja sembari duduk juga memanjatkan doa sambil menarik selembar kain dengan kedua tangannya.
Doa dan harapan dipanjatkan Mama Kristina yang memakai baju adat Papua. Wajahnya terlihat susah. Dia mengakhiri ritualnya yang disambut nyanyian kelompoknya dengan sedikit berlari kecil. Sebelumnya, ada Mbah Kamijan yang berpakaian adat Jawa dengan kain, surjan, dan blangkon duduk mendaras doa sembari mengatupkan kedua tangannya seperti menyembah di atas kepala.
Dari belahan bumi Sumatera, sepasang laki-laki dan perempuan baya mendendangkan lagu harapan, “Ratok”. Suling panjang khas bumi Minang mengiringi dengan…
Keywords: Masyarakat Adat, Candi Borobudur, festival seni, Indonesia Bertutur, Ruwatan Bumi, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.