Padamkan Bara Di Markas Tentara
Edisi: 25 Sep / Tanggal : 2022-09-25 / Halaman : / Rubrik : OPI / Penulis :
KRITIK politikus Effendi Simbolon yang menyebut Tentara Nasional Indonesia menyerupai “gerombolan” mungkin terdengar keras. Namun, bukannya mempersoalkan pilihan kata Effendi, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman seharusnya mengakhiri ketidakharmonisan di antara keduanya, yang menjadi pangkal pernyataan anggota Dewan Perwakilan Rakyat itu.
Persaingan diam-diam kedua jenderal memang kencang terdengar. Apalagi menjelang akhir masa dinas Andika Perkasa, yang akan pensiun akhir tahun ini. Dudung Abdurachman, sesuai dengan Undang-Undang TNI, adalah perwira tinggi yang berpeluang menduduki kursi Panglima TNI—selain Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo.
Effendi Simbolon membawanya ke ranah publik dalam rapat kerja DPR dengan Kementerian Pertahanan, Senin, 5 September lalu. Ia menyoroti ketidakhadiran Dudung. Relasi Andika dengan Dudung sudah lama seperti air dan minyak. Dalam setiap acara yang dihadiri Andika, Dudung lebih sering absen. Dudung disebut-sebut merasa…
Keywords: Dudung Abdurachman, TNI, Andika Perkasa, Reformasi TNI, Effendi Simbolon, Konflik TNI, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.