Tuan Besar Penebar Fulus
Edisi: 25 Sep / Tanggal : 2022-09-25 / Halaman : / Rubrik : HK / Penulis :
PERSAMUHAN perdana antara Lukas Enembe dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berlangsung di Istana Negara pada Juli 2006. Kala itu, Lukas baru saja kalah dalam pemilihan Gubernur Papua. Yudhoyono meminta Lukas legawa. Sebagai penghibur hati, Yudhoyono meminta Lukas memimpin Partai Demokrat di Papua. Lukas menyanggupi permintaan Yudhoyono. Ia bergabung sebagai kader partai. Forum Musyawarah Daerah pada 2007 memilih Lukas secara aklamasi sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Papua menggantikan Budi Baldus Waromi. “Dia diminta Pak SBY membesarkan Demokrat dan menyiapkan diri dalam pertarungan periode berikutnya,” ujar juru bicara Lukas Enembe, Muhammad Rifai Darus, pada Jumat, 23 September lalu. Hingga kini, Lukas sudah memimpin partai berlambang mirip Mercy itu di Bumi Cenderawasih selama empat periode. Perolehan suara Demokrat terdongkrak. Pada Pemilihan Umum 2009, Demokrat meloloskan tiga kader—dari 10 alokasi kursi untuk Papua—ke Dewan Perwakilan Rakyat. Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mereka merebut sembilan kursi. Perolehan suara Demokrat di DPRD Papua makin melejit pada 2014 dengan 14 kursi partai. Lukas terpilih menjadi Gubernur Papua pada 2013. Ketika itu, pria berusia 55 tahun ini berpasangan dengan Klemen Tinal. Mereka menang mutlak dari lima kandidat lain. Keduanya mengantongi 1,2 juta…
Keywords: KPK, Papua, Lukas Enembe, Korupsi Gubernur Papua, Partai Demokrat, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…
Peringatan dari Magelang
1994-05-14Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…