Pernikahan Fiktif Tina Dan Joi Di Bandung

Edisi: 2 Okto / Tanggal : 2022-10-02 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :


SEPASANG janur kuning dipasang melengkung seperti gapura yang mengapit gerbang terali besi. Pada Sabtu malam, 24 September lalu, itu, sekitar 40 tamu berkumpul di kantor pusat kebudayaan Jerman, Goethe-Institut Bandung. Mereka diundang secara terbatas untuk menyaksikan pernikahan fiktif Tina Kosasih dan Joi Rumengan.
Dimulai pukul 19.00 WIB, pembawa acara menyambut para tamu di pelataran parkir. Tempat itu disulap meriah oleh pancaran lampu warna-warni. Pun tirai rumbai tali plastik yang ditata membentuk ruang dan atap sedari pintu masuk. Namun kesan semarak itu kontras dengan suasana pelaminan. Tempat itu hanya diisi dua kursi tanpa sandaran punggung yang diapit sepasang janur kuning pendek.
Prosesi mendekat. Seorang lelaki berambut gondrong sambil meniup klarinet berjalan untuk menjemput dan mengantar pengantin. Dari arah belakang, muncul Tegar Pratama yang membawa sepatu wanita berwarna putih. Sementara itu, Suina Latersia, yang berada di samping Tegar dan berkacamata hitam, membawa sepatu lelaki berwarna hitam. Sesuatu yang ganjil mulai terasa.
Setiba di pelaminan, Tegar…

Keywords: Goethe InstitutSeniBandungPernikahan Fiktif
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.