Utak-atik Bisnis Juragan Listrik
Edisi: 2 Okto / Tanggal : 2022-10-02 / Halaman : / Rubrik : EB / Penulis :
KESIBUKAN Hartanto Wibowo dan sejawatnya bakal bertambah dalam tiga bulan ke depan. Hingga akhir tahun ini, Hartanto, yang menjabat Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, harus merampungkan penataan ulang aset-aset perusahaan setrum pelat merah itu. Ada yang bertahan di posisi saat ini, tapi ada pula aset atau entitas bisnis yang dipindahkan posisinya. “Harus selesai sebelum 31 Desember,” katanya kepada Tempo, Sabtu, 1 Oktober lalu. Harapannya, pada 2023 akan lahir PLN dengan wajah baru.
Utak-atik aset itu menjadi bagian dari transformasi dan restrukturisasi bisnis PLN. Dengan cara ini PLN bisa menjalankan operasinya dengan lebih efisien. Restrukturisasi PLN ditandai dengan peluncuran induk usaha (holding) dan anak usaha (subholding) pada Rabu, 21 September lalu.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN selaku holding mempunyai empat anak usaha atau subholding, yaitu PT PLN Energi Primer Indonesia, PT PLN Nusantara Power atau Generation Company 1, PT PLN Indonesia Power atau Generation Company 2, dan PT PLN ICON Plus.
Menurut Darmawan, setiap anak perusahaan itu akan memiliki peran strategis dalam pengelolaan aset PLN yang tersebar di berbagai wilayah dan sektor. Keempat subholding itu akan tetap terkoneksi terutama dalam memaksimalkan rantai pasok bisnis PLN. Dengan pembentukan holding-subholding, Darmawan optimistis aset-aset yang semula tersebar akan lebih terkonsolidasi. “Misalnya proses bisnis pengelolaan pembangkitan listrik disederhanakan. Utilisasi aset yang tadinya belum maksimal akan makin dioptimalkan,” tuturnya.
Subholding Generation Company 1 dan Generation Company 2 akan membawahkan 18 anak perusahaan yang awalnya berada di bawah PT Pembangkitan Jawa-Bali dan 12 anak perusahaan di bawah PT Indonesia Power. Dua entitas yang juga akan bergabung di grup ini adalah Geothermal Co (PT Energi Bangun Indonesia)—milik bersama PT Nusantara Power dan PT Indonesia Power—serta Renewable Energy Co (Energi Biomassa Indonesia) yang dimiliki PT Nusantara Power dan PT Indonesia Power.
Selain itu, PLN akan menjadikan PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) anak usaha Generation Company 1 dan Generation Company 2. Perusahaan yang berdiri pada 1998 ini memiliki aset berupa pembangkit listrik North Duri Cogeneration yang beroperasi sejak 2000 di ladang minyak Duri, Blok Rokan—wilayah kerja PT Pertamina (Persero). Awalnya pembangkit ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di lapangan minyak Duri, Riau.
Foto udara area Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, 19 September 2022. ANTARA/Jojon
PLN mengakuisisi PT MCTN pada 6 Agustus 2021, seiring dengan pengambilalihan Blok Rokan oleh Pertamina dari PT Chevron Pacific Indonesia. Sebagai anak perusahaan baru di bawah PLN, MCTN ditugasi mengembangkan bisnis kelistrikan untuk kebutuhan sektor minyak dan gas.? MCTN juga mengembangkan energi terbarukan guna mengejar…
Keywords: PLN, BUMN, Pembangkit Listrik, Holding PLN, Icon Plus, 
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…