Menapaki Jejak Batik Di Polandia
Edisi: 9 Okto / Tanggal : 2022-10-09 / Halaman : / Rubrik : LAY / Penulis :
PADA 2 Oktober 2009, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Sejak saat itu, pemerintah Indonesia menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Ada beragam cara untuk memperingatinya, misalnya memakai kain batik atau baju batik pada tanggal tersebut. Batik juga biasa dikenakan dalam acara-acara resmi dan formal. Ada pula yang sudah terbiasa memakai batik sebagai baju harian.
Batik adalah salah satu teknik mewarnai atau melukis dengan canting dan bahan lilin panas pada kain. Teknik ini disebut teknik batik tulis canting, teknik yang paling tua dan tradisional. Tiap motif biasanya memiliki filosofi dan maknanya sendiri. Dibutuhkan keterampilan, ketekunan, dan kesabaran untuk membuatnya.
Batik mampu mempesona banyak orang, bahkan dari mancanegara. Presiden Afrika Selatan 1994-1999, Nelson Mandela, pun mencintai batik. Ia kerap mengenakan batik dalam berbagai acara resmi dunia, termasuk saat menghadiri Sidang Umum PBB. Pada 1997, ia datang ke Indonesia dengan mengenakan batik.
Karya seni berjudul "Collapse I-III" (kanan) yang dibuat oleh seniman Polandia Ilona Bolin´ska-Walendzik di pameran POLA the Exhibition of Polish Contemporary Textile Art and Batik di Museum Nasional, Jakarta, 6 Oktober 2022. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Pada akhir abad ke-19, ketersohoran batik menarik perhatian ilmuwan Polandia, Michal Siedlecki dan Marian Raciborski. Dua nama inilah yang disebut-sebut punya andil besar dalam hal batik di Polandia. Tiga buku tentang batik diterbitkan di Polandia. Rupanya, teknik membatik sama dengan teknik yang dipakai untuk mewarnai dan melukis telur Paskah orang Polandia.
Teknik ini menjadi inspirasi berkembangnya seni tekstil di Polandia. Para seniman ikut berkiprah. Untuk menyambut Hari Batik dan mempererat hubungan diplomasi budaya, Kedutaan Besar Polandia di Indonesia menghelat pameran batik dan seni tekstil kontemporer bertajuk “Pola”.
Dua lembar karya menyambut para pengunjung di pintu masuk ruang pameran. Salah satunya berwarna hitam kemerahan di bagian atas dan bawah. Di tengahnya terdapat warna seperti cahaya mentari yang memancar di ufuk. Satu lembar lain didominasi warna putih dan kecokelatan dengan sedikit kelir hijau di bagian atas. Keduanya adalah kain batik karya Anna Krzeminska berjudul Defeat, Victory. Panjangnya hampir 3 meter dengan lebar hampir 2 meter.
Sang seniman menggunakan bentuk sintetis yang maksimal mirip dengan pola batik Indonesia. Warna yang ditampilkan kuat, menembus kain, mempunyai dimensi simbolis serta spiritual. Paduan warna ini dihasilkan dari pengalamannya memperlakukan batik sebagai kaca patri. Krzeminska adalah peneliti dan pengajar yang mendapat gelar doktor dari Fakultas Desain Interior Akademi Seni Rupa Warsawa.
Sebanyak 35 seniman Polandia memamerkan karya seni tekstil kontemporer dan koleksi batik kuno dalam pameran yang dikurasi oleh Joanna Waclawek ini. Kedutaan Besar Polandia menggelar pameran ini di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, selama 4-30 Oktober 2022. Pameran dibuka oleh Duta Besar Polandia untuk Indonesia, Beata Stoczynska. Sejumlah perwakilan diplomatik negara sahabat dan sosialita serta pencinta wastra Nusantara terlihat hadir pada malam pembukaan.
Keywords: Polandia, Batik, Museum, Hari Batik, Motif Batik, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…