Sambo

Edisi: 1 Janu / Tanggal : 2023-01-01 / Halaman : / Rubrik : CTP / Penulis :


“LAKON Sambo”. Izinkan saya, untuk mudahnya, menyebut cerita pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat dengan nama itu. Izinkan saya melihat peradilannya sebagai sebuah teater tersendiri: ada panggung, ada tokoh-tokoh, ada dialog, dan ada penonton.
Juga suspens. Seperti dalam cerita detektif, selapis demi selapis tabir dalam “Lakon Sambo” tersingkap—dan ribuan penonton, juga yang berkilo-kilometer jauhnya, menantikan tak sabar apa yang akan menyusul. Orang terpikat sebagaimana mereka terpukau fiksi Agatha Christie.
Atau mungkin juga “Lakon Sambo” menarik karena khalayak ramai menyukai cerita darah dan berahi, kekerasan dan seks, mirip film Mafia dan Yakuza di Netflix dan HBO.
Tapi bisa juga karena khalayak ingin lebih tahu—atau ingin mengkonfirmasi—yang selama ini mereka dengar: busuknya bagian kekuasaan Negara yang disebut “polisi”, bagian NKRI yang kerap bersentuhan dengan hidup kita sehari-hari, ketika kita berikhtiar membangun keadilan.
90% pelaku “Lakon Sambo” adalah polisi. Tak semua mereka bad guys. Tapi ini drama di mana seorang anggota Polri dibunuh anggota Polri lain dan seorang jenderal Polri yang berkuasa jadi tokoh utama yang brutal dan sekitar 90 orang anggota “Korps Bhayangkara” ikut…

Keywords: DemokrasiFerdy SamboBrigadir Yosua HutabaratAgatha ChristiePembunuhan BerencanaBertolt Brecht
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…