Mafia Beras Di Ujung Telunjuk

Edisi: 29 Jan / Tanggal : 2023-01-29 / Halaman : / Rubrik : EB / Penulis :


BAGI Ela, beras dalam kemasan berwarna kuning berbobot 5 kilogram menjadi penyelamat saat harga bahan pangan pokok itu melangit. Beras itu adalah beras berkualitas medium yang dirilis Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) dalam operasi pasar pada akhir Desember 2022. Ela membelinya dalam operasi pasar yang digelar Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Cirebon di dekat Pasar Kanoman, Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu, 18 Januari lalu. Harganya Rp 45 ribu per kemasan atau setara dengan Rp 9.000 per kilogram. “Kalau dihitung-hitung murah," kata perempuan 43 tahun itu kepada Tempo pada Kamis, 26 Januari lalu. 
Dalam operasi pasar di Cirebon saat itu, sebanyak 1 ton beras tandas dalam satu jam. Bulog pun bakal menambah jumlah beras kemasan 5 kilogram tersebut. Bukan hanya di pasar tradisional, beras 5 kilogram itu juga akan dijual di minimarket dan toko retail modern. "Ini akan ada di Alfamart dan Indomaret, sebagai salah satu cara saya menembus mafia yang mengendalikan harga beras,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso pada Jumat, 27 Januari lalu. 
Saat menyebut kata "mafia", pensiunan jenderal polisi bintang tiga itu tak main-main. Budi gemas lantaran ada sekelompok orang yang memainkan harga beras di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per kilogram. Menurut dia, mafia beras membuat harga tetap tinggi meski Bulog sudah menggelontorkan beras murah hingga 100 ribu ton dalam sebulan terakhir. 

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso meninjau pembongkaran beras impor asal Vietnam milik Perum Bulog di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 16 Desember 2022. ANTARA/Galih Pradipta
Budi pun bercerita, Bulog menjual beras dalam operasi pasar seharga Rp 8.300 per kilogram kepada pedagang besar. Sebelum melepas beras itu, Bulog mendapat komitmen dari para pedagang untuk menjual beras maksimal Rp 8.900 per kilogram kepada para pengecer. Tapi ternyata, berdasarkan pengecekan Budi, ada pedagang yang ingkar karena menjual beras itu di atas Rp 9.000 per kilogram. Walhasil, harga di tingkat konsumen melampaui HET. 
Pada Jumat, 20 Januari lalu, harga rata-rata nasional beras medium Rp 10.790 per kilogram. Di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, yang menjadi barometer harga beras nasional, beras IR-64 III atau Setra Ramos medium, yang paling banyak dikonsumsi masyarakat, dijual Rp 10.325 per kilogram, jauh di atas ketentuan HET. “Jadi kami seperti menggarami laut. Operasi pasar tidak berpengaruh,” ucap Budi.
Merasa ada yang tak beres, Budi pun menyetop operasi pasar ke Cipinang. Berdasarkan data Bulog, sejak awal Januari lalu sudah ada 6.000 ton beras yang dijual dalam operasi pasar kepada para pedagang di Cipinang. Beras itu mengucur melalui PT Food Station Tjipinang Jaya, badan usaha milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 
Penghentian operasi pasar itu membuat stok beras di Cipinang melorot. Pada Sabtu pagi, 28 Januari lalu, stok harian di Pasar Induk Cipinang tersisa 13.631 ton atau separuh dari kondisi normal. Sebagai perbandingan, pada Januari tahun lalu stok beras di Cipinang mencapai 27 ribu ton.  …

Keywords: BulogBerasBudi WasesoBeras ImporHarga BerasMafia Beras
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…