Imigrasi Itu Wajah Indonesia

Edisi: 29 Jan / Tanggal : 2023-01-29 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :


HAMPIR pukul 9 pagi pada Jumat, 13 Januari lalu, Silmy Karim masih duduk di ruang kerjanya. Baru sembilan hari Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) ini menjadi Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Ia sedang mengebut mempelajari dan membenahi sistem keimigrasian yang menjadi tugas dan dunia barunya.
Dalam rapat di Istana Merdeka pada 9 September 2022, Presiden Joko Widodo mengatakan ia malu menerima banyak keluhan warga negara asing mengenai pengurusan visa on arrival dan kartu izin tinggal terbatas. Ia meminta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly memperbaikinya. “Ini yang harus diubah total. Harus.... Kalau perlu dirjennya ganti, bawahnya ganti semua, biar mengerti bahwa kita ingin berubah. Kalau kita ingin investasi datang, turis datang, Imigrasi harus diubah,” kata Jokowi.
Yasonna memenuhi permintaan Jokowi itu. Melalui proses perekrutan terbuka, Silmy terpilih sebagai Direktur Jenderal Imigrasi baru. Pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 19 November 1974, ini malang-melintang mengurusi militer dan badan usaha milik negara, termasuk menjadi Direktur PT Pindad sebelum berlabuh ke PT Krakatau Steel.
Meski bukan orang baru di lingkungan pemerintahan, ini pertama kali Silmy menjadi birokrat tulen. “Kalau di BUMN, kan, semibirokrat” katanya kepada wartawan Tempo, Abdul Manan dan Iwan Kurniawan. Silmy akan mengembangkan pelayanan secara digital, terutama untuk menarik investor melalui golden visa.
Bagaimana ceritanya Anda menjadi Direktur Jenderal Imigrasi?
Proses open biding ini bikin menderita. Tesnya banyak. Dengan segala macam simulasi 3.000-an soal. Sebagai calon pemimpin madya eselon I, prosesnya melalui tim penilai akhir. Kenapa mau? Imigrasi bersentuhan dengan masyarakat. Ia merupakan wajah Indonesia. Orang mendarat langsung ketemunya imigrasi. Kita harus mempercantik muka Indonesia. Ada tiga hal yang saya sampaikan di beberapa tempat. Pertama, pelayanan. Kedua, pelayanan. Ketiga, pelayanan. Ini seiring dengan keinginan Presiden: pelayanan yang cepat dan bersih. Digitalisasi. Kemudian mengeluarkan visa untuk menarik talenta khusus, salah satunya masuk kategori golden visa. Kami sedang godok ini.
Anda ikuti semua prosesnya?
Pertama, karena kepercayaan langsung dari Presiden. Kedua, doa saya dikabulkan untuk berbuat banyak bagi orang banyak. Ketiga, saya merasakan menjadi birokrat tulen. Menjadi dirjen itu kan menjadi birokrat tulen. Waktu dulu di Kementerian Pertahanan atau institusi pemerintah lain, saya supporting. Kalau di sini saya adalah komando, punya kewenangan, tidak hanya supporting. Kalau sekarang ini, keputusannya dari saya. Tentu saya harus melihat ke atas, ada menteri, mendapat arahan dari beliau. Tapi saya punya kewenangan juga untuk bisa mengeksekusi melalui koordinasi dan macam-macam cara untuk bisa mewujudkan Imigrasi yang lebih baik.
Lebih padat mana jadwal Anda dibanding saat di Krakatau Steel?
Di sini. Saya ingin quick win-nya cepat selesai. Paling tidak dalam 100 hari bisa menghasilkan beberapa perbedaan.
Bukannya pegawai negeri biasanya pulang pukul 4 sore?
Mereka juga tidak bisa digeneralisasi atau distereotipekan seperti pegawai negeri pada umumnya. Saya melihat mereka sangat mendukung. Saya kaget ternyata enggak betul juga persepsi umum itu, karena mereka juga ingin berubah, ingin lebih memajukan institusi. Saya sampaikan juga keinginan saya untuk memperbaiki kesejahteraan mereka, tentu sesuai dengan koridor yang…

Keywords: Yasonna H LaolyDirektorat Jenderal ImigrasiVisa On ArrivalSilmy KarimGolden Visa
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…