Panas-dingin Koalisi Jokowi
Edisi: 29 Jan / Tanggal : 2023-01-29 / Halaman : / Rubrik : OPI / Penulis :
MAKIN jelas bahwa koalisi politik di Indonesia memang diikat hanya oleh kepentingan politik. Tak terkecuali koalisi yang menopang dua periode pemerintahan Joko Widodo. Ikatan kepentingan menjadikan kumpulan partai politik itu begitu longgar dan gampang goyah. Terutama menjelang akhir masa kekuasaan Jokowi.
Ia mengikuti pemilihan presiden 2014 dengan modal awal gabungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura. Partai Golkar bergabung setelah ia memenangi pemungutan suara. Menjanjikan “kabinet yang ramping dan diisi para profesional”, Jokowi menunjuk sebagian besar menterinya dari kalangan partai politik pendukungnya tersebut.
Koalisi makin gemuk dengan bergabungnya Partai Persatuan Pembangunan dan sejumlah partai gurem pada saat Jokowi mencalonkan kembali pada 2019. Ia kemudian juga merangkul Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional setelah memenangi pemilihan. Sejarah dua periode pemerintahan Jokowi itu menempatkan NasDem sebagai salah satu pemegang saham utama koalisi.
Partai pimpinan Surya…
Keywords: Partai Nasdem, Anies Baswedan, Jokowi, Surya Paloh, Megawati Soekarnoputri, Free Access, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.