Dari Sungai Lindungi Laut
Edisi: 2 Apri / Tanggal : 2023-04-02 / Halaman : / Rubrik : SOS / Penulis :
TUMPUKAN karung plastik berongga yang berisi sampah terlihat di pinggir Jalan Raya Belega, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, pada Senin, 20 Maret lalu. Tampak pula beberapa sepatu bot karet, satu galon air minum, dan sebatang bambu yang pada bagian ujungnya terikat bendera berwarna hitam berlogo “Sungai Watch”.
Lokasi tumpukan barang itu merupakan jembatan penghubung antara Desa Belega dan Desa Bona di Gianyar sepanjang sekitar 30 meter. Di lokasi itulah Gary Bencheghib dan komunitas Sungai Watch tengah membersihkan sungai mati yang telah ditumbuhi semak belukar tersebut. “Banyak sampah plastik, seperti sampo dan detergen kemasan. Ada juga popok,” kata Gary, pendiri Sungai Watch.
Gary dan beberapa orang dari Sungai Watch tidak hanya memungut sampah di permukaan. Mereka juga menggaruk tumpukan sampah yang telah mengeras dan tertimbun di dasar sungai yang sudah lama menjadi tempat pembuangan sampah liar tersebut.
Di tengah kondisi sungai yang lembap dan pengap itu, mereka cekatan memunguti sampah. Hingga sore sekitar pukul 16.00, komunitas Sungai Watch bisa mengangkat sekitar 1 ton sampah dari lokasi tersebut. Mereka kemudian memilah dan mengumpulkan sampah itu sesuai dengan jenisnya. Selanjutnya, sampah-sampah itu akan dibawa ke stasiun pengolahan di Ketewel, Gianyar.
“Saat presentasi dengan pihak Desa Belega, kami tekankan agar jangan sampai ada lagi tempat pembuangan sampah ilegal,” ujar Putu Eka Giri Mariani, 28 tahun, manajer proyek Sungai Watch di Gianyar.
•••
KEGIATAN membersihkan sungai di Desa Belega itu merupakan bagian dari perjalanan Gary Bencheghib dan Sungai Watch—komunitas yang bekerja membersihkan sungai sekaligus menghalau sampah agar tidak mengalir ke laut. Boleh dibilang kepedulian pria 28 tahun itu terhadap lingkungan dimulai sekitar 18 tahun lalu.
Awalnya, saat pindah dari Prancis ke Bali bersama keluarganya pada 2005, Gary tidak pernah membayangkan akan menghabiskan hampir separuh hidupnya bergulat dengan sampah. Saat itu pria yang lahir di Prancis pada Oktober 1994 ini lebih banyak menikmati keindahan tempat wisata di Pulau Dewata. Pergi ke pantai atau bermain di area persawahan menjadi favoritnya.
Pendiri Sungai Watch Gery Bencheghib menunjukkan sampah plastik yang didapatnya di pinggir Jalan Raya Belega, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali , 20 Maret 2023. Tempo/Made Argawa
Putra pasangan Malik dan Catherine Bencheghib ini kemudian bersekolah di Bali International School yang telah berubah nama menjadi Bali Island School di kawasan Sanur. Pada masa…
Keywords: Sampah plastik, Sampah Organik, Aktivis Lingkungan, Aktivis, Gary Bencheghib, Sungai Watch, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Sang Peroboh Menara Gading
2007-11-04Ia pionir dalam bidang telekomunikasi satelit indonesia. insinyur juga harus pandai berbisnis.
Membesarkan Indonesia dengan Musik
2005-07-10Erwin gutawa adalah musisi cemerlang. jenjang karier sebagai seorang musisi telah lengkap ia lakoni.
Menjaga Bali dengan Hati
2005-08-14Luh ketut suryani terus berikhtiar menjaga bali dari gerusan efek negatif pariwisata. anak-anak korban pedofilia…