Quran Tak Menyediakan Jawaban Atas Semua Masalah

Edisi: 16 Apr / Tanggal : 2023-04-16 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :


IA tak menemukan Islam di Indonesia. Sukidi menemukan Islam sesungguhnya justru di Amerika Serikat, negara yang mayoritas penduduknya nonmuslim, tempat ia mendalami agama ini di tiga kampus selama hampir dua dekade. Di Negeri Abang Sam itu pula intelektual Muhammadiyah berusia 47 tahun ini menggagas pendekatan baru dalam menafsir Al-Quran.
Di sana dia menulis disertasi "The Gradual Qur'an: Views of Early Muslim Commentators" yang mengupas keberagaman pandangan penafsir Quran di masa awal Islam. Ini menjadi pijakannya dalam mengkritik pandangan pembaru Islam masa kini, termasuk Muhammadiyah, yang menyerukan agar "kembali ke Quran dan sunah". Sukidi juga mempertanyakan sejumlah pemahaman yang tidak tepat, seperti makna Idul Fitri dan aturan pendirian rumah ibadah.
Dulu Sukidi mengaku sebagai Cak Nurian—sebutan untuk pengikut Nurcholish Madjid atau Cak Nur, satu dari tiga tokoh pembaru Islam yang dijuluki Tiga Pendekar dari Chicago. Namun, setelah menempuh studi di Amerika, ia merasa perubahan terjadi. "Saya menemukan jalan sendiri, terutama ketika saya mulai (kuliah) di Harvard Divinity School. Saya berbeda total dengan Cak Nur," katanya dalam wawancara secara daring dengan wartawan Tempo, Abdul Manan, di sela-sela mengisi ceramah di sejumlah tempat di Jepang pada Selasa, 11 April lalu. Tulisan ini dilengkapi dengan wawancara lima hari sebelumnya di Gedung Jaya, Jakarta.
Disertasi Anda tentang tafsir Al-Quran di masa awal. Apa menariknya topik ini?
Alasan yang lebih urgen adalah soal metode mengetahui masa silam. Masa silam begitu jauh dari periode kewahyuan. Bagaimana kita tahu suatu peristiwa di masa silam? Kelompok pembaru Islam di Indonesia langsung lompat kembali kepada Al-Quran dan sunah. Itu yang saya kritik.
Literaturnya dari mana?
Semua tersedia di perpustakaan Harvard. Harus kita akui bahwa kampus Islam terbaik justru di Amerika Serikat, entah Harvard, Princeton, Chicago. Lantai 6 Widener Library di Harvard itu khusus untuk studi Islam. Ini soal merawat manuskrip, buku, dari satu peradaban yang cukup panjang. Kemampuan itu tidak ditemukan di dunia Islam.
Apa masalahnya jika langsung kembali ke Quran dan sunah?
Kekurangannya begini: di mana sebenarnya locus makna itu sendiri? Apakah termaktub dalam teks wahyu dan, dengan kembali ke Quran, maka kaum pembaru ini menemukan makna dalam teks itu? Itu memang keyakinan umum kaum pembaru dan mayoritas umat Islam. Saya tidak setuju.
Apa dasarnya?
Karena locus makna tidak berada pada teks, tapi pada pikiran penafsir Quran itu sendiri. Para penafsir memproduksi makna atas teks-teks wahyu itu.
Berdasarkan apa?
Pengalaman mereka berinteraksi dengan Quran, letak geografis mereka saat menafsirkan Quran, juga subyektivitas penafsir. Ini fase baru setelah saya pulang dari Harvard. Dalam disertasi, saya belum mendeklarasikan bahwa tidak ada makna dalam teks-teks wahyu. Justru sepulang dari Harvard dan berceramah di berbagai kampus, saya secara tegas mengatakan bahwa tidak ada makna dalam teks itu sendiri. Makna itu justru berada dalam pikiran penafsir.
Kenapa para pembaru langsung ke Quran dan sunah?
Pertama, ini bagian dari pengaruh semangat pembaruan di tradisi Protestan. Semangatnya kembali kepada scripture, kitab suci, kemudian memangkas mata rantai panjang tradisi itu sendiri. Karena itu, Muhammadiyah dulu sering disebut sebagai reformasi Islam yang mirip dengan Protestan karena semangatnya untuk…

Keywords: MuhammadiyahNurcholis MadjidIslam ModeratM Sukidi
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…