Hubungan Rm Jodjana Dengan Perupa Isaac Israëls

Edisi: 7 Mei / Tanggal : 2023-05-07 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :


DALAM dua pameran yang kini tengah berlangsung di Amsterdam dan Den Haag, Raden Mas Jodjana (pelafalan: yojana) pada dasarnya tampil dalam situasi yang sama: model para seniman Belanda. Di Amsterdam, Jodjana tampil empat kali sebagai model para seniman anggota Amsterdamse School (Sekolah Amsterdam). Sedangkan di Den Haag, dalam satu lukisan cat minyak, Jodjana menjadi model bagi perupa Isaac Israëls, anggota kelompok perupa aliran impresionis yang tergabung dalam Haagse School (Sekolah Den Haag). Bagaimana sebenarnya hubungan RM Jodjana dengan kalangan seniman Belanda, melulu sebagai model atau lebih akrab?
Selain menjadi model lukisan atau patung, Jodjana tampil dalam sebuah film. Film berjudul God Shiva ini digarap pada 1955 oleh sutradara Bert Haanstra. Para kritikus film Belanda tidak begitu antusias terhadap film yang hanya menampilkan Jodjana (sudah berusia 62 tahun) membawakan tarian Batara Siwa ini, seperti juga pengamat seni Indonesia. Pada salah satu edisi tahun 1956 majalah Konfrontasi, terbit artikel Bernard IJzerdraat berjudul “Tari Jodjana”. Artikel itu menguraikan tanggapan beberapa seniman atau cendekiawan zaman itu atas bagaimana Jodjana mementaskan tarian Siwa. Kebanyakan tidak bersuara positif. Bagaimana sebenarnya persahabatan Haanstra dengan Jodjana? Ternyata tidak begitu akrab. Dalam biografi Haanstra, nama Jodjana hanya muncul satu kali, dalam perkara film God Shiva yang didanai oleh Sticusa (yayasan kerja sama budaya Belanda-Indonesia) itu. 
Persahabatan erat Jodjana dengan beberapa seniman Belanda diuraikan cukup rinci oleh Trisno Sumardjo dalam artikel berjudul “Sedikit tentang Jodjana” yang terbit di Indonesia edisi 1951. Mencakup 14 halaman, uraian itu antara lain menjabarkan persahabatan erat Jodjana terutama dengan dua perupa: Isaac Israëls dan Chris Lebeau. Sayangnya, Trisno, yang menemui Jodjana di Amsterdam, tidak menjelaskan asal-usul bagaimana dia sampai bisa akrab dengan perupa Belanda tersebut. Untuk bisa mengetahuinya, orang harus mencari di pelbagai sumber berbahasa Belanda yang dapat dirujuk di perpustakaan Universiteit van Amsterdam. Di sana ada yang disebut sebagai het Jodjana archief alias arsip Jodjana. 
Titik awal persahabatan itu adalah apa yang disebut “soiré artistique”. Istilah dalam bahasa Prancis (bahasa kalangan atas Belanda zaman itu) ini berarti malam kesenian. Pada awal 1916, bencana banjir melanda beberapa bagian Pulau Jawa. Para mahasiswa dan warga Nusantara lain yang waktu itu menetap di Belanda dan berhimpun dalam Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia) memutuskan untuk menyelenggarakan malam amal, menghimpun dana bagi korban. Tapi apa yang mesti mereka tampilkan, sementara tidak cukup waktu untuk berlatih?
Akhirnya diputuskan untuk mementaskan gamelan dan beberapa tarian Jawa yang sering dipertunjukkan di keraton. Sebagian besar mahasiswa Hindia yang waktu itu menuntut ilmu di negeri penjajah adalah bangsawan yang dari kecil sudah memperoleh latihan kesenian Jawa di keraton, baik menabuh gamelan maupun menari. Jadi tidak dibutuhkan waktu lama untuk melakukan persiapan. Sebagai Sekretaris Perhimpunan Hindia, Jodjana memperoleh tugas khusus membawakan tari solo. Untuk itu, dia memilih tari Kelono.
Tarian…

Keywords: BelandaSeniPenariPameran LukisanRM JodjanaIsaac Israels
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…