Tafsir Pada Tubuh Yang Lain
Edisi: 14 Mei / Tanggal : 2023-05-14 / Halaman : / Rubrik : IQR / Penulis :
Queer Menafsir: Teologi Islam untuk Ragam Ketubuhan; Amar Alfikar; Penerbit Gading (2023); 488 halaman
AKU rindu Tuhan,” kata seorang penelepon di suatu malam. Ia mengatakannya sambil terisak menahan tangis yang sudah menyesaki dadanya. Penelepon itu adalah seorang transpuan yang tengah dalam keresahan yang begitu besar. Dalam keresahan itu, dia memutuskan menjalankan salat dengan memakai mukena. Dia mengaku salat dengan mukena membuatnya nyaman dan tenang. Kerinduannya akan Tuhan terobati.
Tapi perasaan itu tak berlangsung lama. Di tengah salatnya, tiba-tiba teman-temannya sesama transpuan tertawa dan mengejek karena dia bersalat dengan mukena. Ejekan itu membuat salatnya terhenti. Dia merasa malu dan tiba-tiba merasa tidak pantas menyembah Tuhan.
Kisah itu diceritakan oleh Amar Alfikar dalam buku terbarunya, Queer Menafsir: Teologi Islam untuk Ragam Ketubuhan. Amar mengaku, saat ditelepon itu, dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dia hanya mendengarkan kegelisahan, kemarahan, dan kesedihan penelepon di seberang. Buku ini seolah-olah merupakan jawaban atas keresahan para transgender seperti penelepon di malam hari itu.
Kebingungan para transgender dalam beragama kerap terjadi. Hal ini juga yang dialami Amar, transpria yang pernah mengalami apa yang dirasakan oleh sang penelepon. Selama bertahun-tahun Amar kecewa, marah, dan sedih karena merasa Tuhan dan keyakinannya tidak mampu menjadi “pembela” atas perlakuan tidak mengenakkan orang lain terhadap dirinya. Bahkan agama dan nama Tuhan dipakai untuk menjustifikasi perlakuan mereka.
“Ketika belum memahami identitas gender saya, saya memang memproyeksikan kesedihan saya dengan menyalahkan apa pun yang ada, bahkan menyalahkan Tuhan dan agama,” tutur Amar.
Amar Alfikar di Cirebon, Jawa Barat, Oktober 2022. Dok. Pribadi
Kini fase itu telah ia lewati. Setidaknya, dalam beberapa tahun terakhir, dia terbuka menyatakan diri sebagai transpria muslim yang menjalankan nilai-nilai agama berdasarkan pilihan ketubuhannya. Pengalamannya bergulat dengan segala perasaan dan pemikiran itulah yang kemudian ia tuangkan dalam buku Queer Menafsir.
Tentu saja, ini bukan buku pertama tentang teologi transgender di Indonesia. Sebelumnya ada sejumlah buku, artikel ilmiah, dan penelitian yang membahas hal yang sama. Di antaranya buku Memahami Keragaman Gender dan Seksualitas oleh Arif Nuh Safri.
Meski demikian, buku Amar ini memiliki keunikan. Selain ditulis sendiri oleh transgender, buku ini…
Keywords: Transgender, Buku, Queer, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…