Mengapa Reformasi 1998 Mengecewakan
Edisi: 21 Mei / Tanggal : 2023-05-21 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :
HARAPAN bagi Indonesia yang lebih baik pernah meluap-luap menjelang Reformasi 1998. Tapi harapan itu memudar dengan cepat. Apa yang salah atau kurang? Apakah yang salah bisa dihindarkan dan yang kurang diatasi?
Kekecewaan menyusul ledakan sosial sudah berkali-kali terjadi dalam sejarah Indonesia ataupun di banyak negara lain. Sebelum Reformasi 1998, pernah ada dua gejolak sosial yang lebih dahsyat: revolusi kemerdekaan (1945-1949) dan alih kuasa dari otoritarianisme progresif kekiri-kirian ke otoritarianisme garis keras kanan (1965-1967). Tiap peristiwa memakan korban rakyat dalam jumlah besar. Luka bangsa dari masa itu tak pernah benar-benar pulih. Di balik kisah pilu itu, mereka yang mendukung perubahan berharap tercipta keadaan dan masyarakat yang lebih baik. Sayang, dalam waktu singkat harapan itu rontok.
Kisah serupa sering terjadi di negara-negara Asia. Harapan menggebu akan perubahan dan kekecewaan. Pada 1980-an, militansi gerakan mahasiswa Korea Selatan pernah memukau rekan-rekannya di Asia. Kini masa itu nyaris lenyap dalam ingatan publik. People's Power Filipina 1986 berhasil menjatuhkan Marcos. Dinasti Marcos lalu merebut kembali istana negara melalui pemilihan umum 2022. Reformasi Malaysia terseok-seok ketika reformasi Indonesia gegap gempita. Hingga hari ini rakyat Myanmar masih sulit melawan rezim militer hasil kudeta. Pada pertengahan Mei lalu, rakyat Thailand memberikan mandat besar kepada koalisi partai yang menolak pemerintah hasil kudeta militer. Wajar harapan rakyat melambung, tapi belum jelas apakah dan kapan harapan itu terwujud.
Berbagai kisah itu memberi dua pelajaran penting. Pertama, perjuangan kerakyatan demokratis di mana pun merupakan proses panjang dan berliku. Jarang proses itu berjalan mulus, dengan hasil berusia panjang. Sesekali perjuangan itu diselingi keberhasilan memukau yang dirayakan besar-besaran. Yang lebih sering terjadi, peristiwa memukau itu hanya…
Keywords: Mahasiswa, Soeharto, Reformasi 1998, Reformasi, Aktivis, Aktivis 1998, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…