Kereta Besar
Edisi: 11 Jun / Tanggal : 2023-06-11 / Halaman : / Rubrik : MA / Penulis :
IVAN Illich berseru agar masyarakat bebas dari sekolah, tapi niat deschooling itu mungkin hanya mengerti satu sisi dari persoalannya. Kalau tidak percaya, bacalah Perjalanan Anak Bangsa, kumpulan 18 kisah nyata tentang proses asuhan dan sosialisasi orang Indonesia yang diterbitkan LP3ES dua tahun lalu.
Seorang ayah Batak bicara kepada anaknya yang sulung: “Sejak nenek dari nenekmu, tak seorang pun pernah berusaha untuk sekolah. Kaulah yang mengawalinya....” Sekolah, dalam kasus itu, seakan-akan pembukaan sejarah dari sebuah fase prasejarah. Si anak pergi ke Lintong ni Huta, masuk ke sebuah SMP Katolik. Dalam otobiografi singkatnya itu, yang menarik, ia tak bicara tentang apa yang dipelajarinya. Ia hanya menyebut keinginannya bersekolah yang “kian menggebu-gebu”.
Pasase itu tipikal, agaknya. Dari seluruh dokumen yang disusun buku penting itu, semua anak berangkat: dan masa kanak, melalui rumah dengan ayah-ibu atau nenek-kakek dan paman, ke masa yang lebih lanjut. Semuanya mencantumkan sekolah sebagai suatu bagian dari ritus baru menjadi “orang”. Para penyunting buku ini, setelah membaca 307 naskah untuk diseleksi, bahkan mengambil kesimpulan: “Lingkungan sekolah rupanya paling berkesan bagi kebanyakan anak-anak ini. Kadang-kadang diceritakan dengan…
Keywords: Sekolah, pendidikan, Catatan Pinggir, Kurikulum Pendidikan, Ivan Illich, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Angst
2023-03-12angst, bagi para pemikir eksistensialis, adalah anak kandung absurditas hidup. bagaimana memaknainya?
Bukan Hiduplah Jika Tak Terus Bergerak
2023-03-19barat atau timur tak ada sebagai esensi. keduanya ada sebagai "fakta linguistik”.
Russkiy Mir
2023-03-26mereka menyebutnya rasisme berkedok ketuhanan. russkiy mir memunculkan totalitarianisme masa lalu.