Komunitarianisme Mochtar Pabottingi

Edisi: 25 Jun / Tanggal : 2023-06-25 / Halaman : / Rubrik : OBI / Penulis :


MESKI telah berpulang pada Ahad, 4 Juni lalu, Mochtar Pabottingi akan terus dikenang. Intelektual publik yang sebagian besar karier profesionalnya dihabiskan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia itu meninggalkan banyak sekali tulisan yang mencerahkan. Terutama bagi mereka yang hidup di era akhir Orde Baru, karangan-karangan Mochtar yang tersiar di berbagai media massa saat itu adalah refleksi terbaik tentang bagaimana kekuasaan yang zalim dijalankan secara telanjang—dan oleh karenanya harus dilawan. Hingga akhir hayatnya, dia tegak lurus dengan prinsip-prinsip kritis yang hampir tanpa ampun, terutama terhadap penguasa yang dipandangnya mengkhianati cita-cita luhur “nasion”. 
Konsep “nasion” bersifat sentral dalam semesta pemikiran Mochtar. Mengkontraskannya dengan “bangsa” yang dipahaminya sekadar kolektivitas sosiologis, nasion adalah kolektivitas politik yang menjadi fondasi terbentuknya negara. Berkali-kali dia mengatakan bahwa nasion adalah sesuatu yang konkret, berbeda dengan “nasionalisme” ala Benedict Anderson (2001) yang “terbayang”. Karena itu, nasion selalu merupakan nasion tertentu, seperti Indonesia atau Amerika Serikat. Nasion adalah pengalaman dan sekaligus harapan orang-orang dari mana sebuah bangsa modern memulai dan akan mengakhiri kisah perjuangannya. 
Bertolak dari konsep nasion yang konkret itu, kita bisa memahami semesta pemikirannya. Dari sana saya bisa mengatakan, dalam peta sejarah intelektual, Mochtar adalah seorang komunitarian. Entah bagaimana rutenya hingga sampai di jalan itu, tapi cukup pasti dia adalah seorang yang sangat menghayati tidak hanya kampung halamannya, tapi juga komunitas dan masyarakat tempat dia tumbuh. 
Lahir di Bulukumba, Sulawesi Selatan, pada…

Keywords: ObituariMochtar PabottingiKomunitarianismeLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Rp. 15.000

Foto Terkait


Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…