Pameran Tunggal 'laku Gambar' Cecil Mariani
Edisi: 9 Juli / Tanggal : 2023-07-09 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
PULUHAN karya Cecil Mariani memenuhi empat bidang dinding Rubanah Underground, Jakarta. Beberapa di antaranya tampak sengaja digantung. Pilar-pilar di ruang galeri bawah tanah ini seperti menjadi pembatas karya-karya sang seniman. Yang paling menonjol adalah sebuah gabungan dua panel karya.
Cecil mencoba medium baru, yakni gipsum, untuk menggoreskan arang dan akrilik. Judulnya Weeping in plain public. Warnanya kromatik saja. Di bidang sebelah kiri, tampak goresan arang lebih banyak memperlihatkan garis-garis seperti rambut panjang terurai lebat. Goresan garis yang meliuk. Cecil seperti mengikuti ke mana arang itu membuat garis sebentuk sosok. Sementara itu, di bidang kanan terlihat sosok-sosok dengan wajah kosong, meski masih didominasi goresan garis. Pada medium ini, Cecil bermain dengan tekstur gipsum yang tak serata kanvas. Ada sensasi tekstur yang dicoba digarap seniman sekaligus pengajar di Institut Kesenian Jakarta ini.
Dalam pameran tunggal berjudul "Gaze, Grace, Grief" ini, Cecil menggambar dengan beragam alat, seperti arang yang cukup mendominasi, akrilik, tinta, serta pastel atau krayon yang digoreskan dan disapukan pada medium kertas, kecuali pada gipsum tadi. Gambarnya masih bertumpu pada bentuk tubuh, dominasi garis, tapi…
Keywords: Seni Rupa, Rubanah Underground Hub, Pameran Lukisan, Pameran Seni Rupa, Cecil Mariani, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.