Penyebab Tarsius Pulau Peleng Terancam Punah
Edisi: 9 Juli / Tanggal : 2023-07-09 / Halaman : / Rubrik : ILT / Penulis :
KRABUKU Peleng atau Tarsius pelengensis adalah salah satu wujud keanekaragaman hayati khas Pulau Peleng yang menarik minat Mochamad Indrawan untuk melakukan penelitian di sana. Tahun ini, tepat 32 tahun peneliti ekologi dan koordinator Center for Biodiversity and Conservation Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia itu menggelar riset di pulau terbesar di Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah, tersebut. “Pada 1991, setelah lulus kuliah, saya memilih Peleng karena tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi,” kata pria 62 tahun itu, Selasa, 20 Juni lalu.
Pria yang akrab disapa Didi ini bercerita, satwa endemis Peleng berlimpah, tapi terancam punah. Misalnya kukus Peleng, gagak Banggai, dan Tarsius pelengensis yang disebut lakasinding oleh masyarakat lokal. Menurut Didi, tarsius Peleng pertama kali dikoleksi J.J. Menden pada 1938. Spesimen itu dideskripsikan Henri J.V. Sody sebagai Tarsius fuscus pelingensis. Menurut penelitian W.C. Osman Hill pada 1955, tarsius Peleng adalah subspesies Tarsius spectrum. Lalu, pada 1991, Carsten Niemitz memasukkannya sebagai subspesies Tarsius dentatus. Namun pada 2001 penelitian Colin P. Groves menetapkannya sebagai spesies tersendiri. Pada 2017, lakasinding masuk Daftar Merah Spesies Terancam Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) dengan status terancam punah. Menurut Didi, IUCN menetapkan status tarsius Peleng berdasarkan kajian yang ia lakukan pada 2008. Dalam studi tersebut, Didi menyebutkan satwa endemis ini terancam punah karena hanya mendiami hutan primer di pulau seluas 2.340 kilometer persegi itu. Namun penelitian Didi bersama Fakhri Naufal Syahrullah, Abdul Haris Mustari, dan Un Maddus pada 2017-2018 menemukan fakta baru bahwa lakasinding hidup di semua jenis hutan, dari hutan primer, hutan sekunder, hingga hutan kebun, bahkan kebun campuran di sekitar desa.
“Itu karena mereka mampu beradaptasi,” ucap Didi, yang menuliskan hasil penelitian itu dalam artikel di Imperiled: The Encyclopedia of Conservation yang dipublikasikan pada 22 Juni 2022 di situs ScienceDirect milik Elsevier, perusahaan penerbitan ilmiah dari Belanda. Dalam artikel bertajuk “From the Heart of Wallacea: The Endangered Peleng Tarsier Tarsius pelengensis”, Didi menjabarkan bahwa di Pulau Peleng di Kabupaten Banggai Kepulauan, lakasinding dapat dijumpai di hutan pantai, hutan dataran rendah, hingga hutan pegunungan dari…
Keywords: konservasi, Keanekaragaman Hayati, IUCN, Spesies Terancam, Tarsius pelengensis, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ekornya pun Bisa Menembak
1994-05-14Dalam soal ekonomi, rusia bisa dikelompokkan terbelakang. tapi teknologi tempurnya tetap menggetarkan barat. kini rusia…
Ia Tak Digerakkan Remote Control
1994-04-16Seekor belalang aneh ditemukan seorang mahasiswa di jakarta. bentuknya mirip daun jambu. semula ada yang…
Pasukan Romawi pun Sampai ke Cina
1994-02-05Di sebuan kota kecil li-jien, di cina, ditemukan bukti bahwa pasukan romawi pernah bermukim di…