Kata
Edisi: 16 Jul / Tanggal : 2023-07-16 / Halaman : / Rubrik : MA / Penulis :
DUDUK di anak tangga batu warna cokelat, Frankie Angels, perempuan berambut hijau itu, dengan suara serak dan mata basah, mengeluh. Anak laki-laki Frankie tertembak mati dan pembunuhnya tidak pernah ditemukan. “Mereka merenggut masa laluku, juga masa depanku. Aku tak siap untuk itu,” katanya.
Dua tahun kemudian ia masih tersiksa oleh emosi yang sama. Rasa yang tak bernama. “Tak ada kata untuk orang tua yang kehilangan anaknya. Tak ada satu pun di dalam bahasa Inggris.”
Tak juga dalam bahasa lain. Bahasa tak menyediakan kata-kata yang pas untuk menggambarkan rentang emosi yang luas dan dalam. Sering kali ketidakmampuan menemukan kata mendorong kita terperosok ke lubang isolasi yang sepi. Percakapan mungkin akan terjadi, ketika ada kata yang hadir sebagai representasi. Tapi bolehkah atau bisakah, dalam kedalaman emosi itu, kita melahirkan kata-kata baru?
Dalam proyeknya, The Dictionary of Obscure Sorrows, John Koenig melahirkan kata-kata baru dalam lanskap bahasa emosi. Selama hampir 14 tahun, ia mendefinisikan neologisme untuk emosi…
Keywords: Emosi, Bahasa, Makna Kata, Asal Kata, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Angst
2023-03-12angst, bagi para pemikir eksistensialis, adalah anak kandung absurditas hidup. bagaimana memaknainya?
Bukan Hiduplah Jika Tak Terus Bergerak
2023-03-19barat atau timur tak ada sebagai esensi. keduanya ada sebagai "fakta linguistik”.
Russkiy Mir
2023-03-26mereka menyebutnya rasisme berkedok ketuhanan. russkiy mir memunculkan totalitarianisme masa lalu.