Cara Masyarakat Adat Masewo Menahan Gempuran Modernisme

Edisi: 23 Jul / Tanggal : 2023-07-23 / Halaman : / Rubrik : LIN / Penulis :


DALAM bahasa Indonesia, masewo berarti “kesayangan”. Masewo adalah nama desa di tengah kawasan hutan primer di Sigi, Sulawesi Tengah. Berada di ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut, Desa Masewo berlokasi di Kecamatan Pipikoro, bersebelahan dengan Taman Nasional Lore Lindu. Sebanyak 60 keluarga masyarakat adat Masewo menahan gempuran modernisasi dengan mempertahankan adat dan tradisi leluhur.
Perjalanan menuju Masewo memakan waktu lebih dari empat jam menggunakan kendaraan roda dua dari Gimpu. Ini desa terakhir yang bisa dijangkau dengan mobil. Jaraknya 100 kilometer dari Kota Palu, ibu kota Sulawesi Tengah. Di bawah panas terik matahari awal Juli lalu, saya bersama Florensius Bawu, seorang pegiat lingkungan dari Karsa Institute, memacu sepeda motor yang dimodifikasi menyerupai sepeda motor trail.
Florensius sudah lama menjadi pendamping masyarakat adat Masewo. Akhir 2019, ia mengantarkan masyarakat Masewo mendapatkan pengakuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas hutan adat mereka seluas 829 hektare. Ia juga giat mendorong masyarakat adat mengorganisasi diri agar bisa mempertahankan tradisi dan aturan adat dalam pengelolaan desa.
Kaki laki-laki 45 tahun ini seperti punya mata yang hidup. Matanya juga awas terhadap medan jalan menuju Masewo yang naik-turun, berbatu, licin, dengan jurang di kanan-kirinya. Tapi Florensius seperti tak memakai tenaga untuk memutar gas sepeda motor. “Kadang saya sendirian ke Masewo malam-malam,” katanya, ketika kami beristirahat. 

Desa Masewo pada tahun 2015 (kiri), dan Suasana Desa Masewo, 4 Juli 2023/masewo.files.wordpress.com, Tempo/ Erwan Hermawan
Setelah melewati tiga desa lain dari Gimpu, menembus puluhan jembatan kayu yang rapuh, mengarungi sungai besar dan kecil, kami tiba di Masewo. Menurut Florensius, dari Gimpu ada ojek bertarif Rp 600 ribu pulang-pergi. Tapi jarang ada yang memakai jasa pengojek karena medannya sulit 
Desa Masewo berada di area penggunaan lain. Desa ini bagian dari masyarakat adat Topo Uma yang mendiami dataran tinggi Pipikoro. Menurut Florensius, Topo Uma adalah sebutan untuk warga Pipikoro dalam bahasa Kulawi dengan dialek uma.
Meski terpencil dan merupakan tempat masyarakat adat tinggal, Masewo seperti desa pada umumnya. Rumah-rumah penduduk sudah permanen, berdinding bata, serta beratap…

Keywords: Masyarakat AdatModernismHutan AdatKawasan HutanPLTMHMasyarakat Adat Masewo
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…