Sosok Adipratnia Satwika Asmady, Si Pembuat Satelit
Edisi: 30 Jul / Tanggal : 2023-07-30 / Halaman : / Rubrik : SOS / Penulis :
SORE itu, angin pelan-pelan turun di Florida, menggetarkan dada Adipratnia Satwika Asmady. Kerisauan sepintas muncul ketika ia duduk menghadap layar komputer di ruang layanan kendali pendaratan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Ahad, 18 Juni lalu. Adipratnia berada di ruangan yang menentukan Satelit Republik Indonesia-1 (Satria-1) mengangkasa menuju orbitnya.
“Saat itu sangat tegang, nervous. Saya sudah lumayan pasrah, tidak ada yang bisa kami lakukan. Satelit, roket sudah siap, tinggal on-track aja,” kata Adipratnia kepada Tempo di Kebayoran Lama, Jakarta, Sabtu, 22 Juli lalu. Debar di dada Nia—sapaan akrab Adipratnia—pun mereda setelah roket pengantar Satria-1 mengangkasa tepat pada pukul 18.21 waktu setempat.
Nia adalah perempuan satu-satunya yang dipercaya PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) yang bergerak di bidang telekomunikasi untuk menangani proyek pembuatan satelit Satria di Prancis hingga peluncurannya di Amerika Serikat. “Alhamdulillah, pembimbing (bagian) satelit itu sangat perhatian dan supported,” ujar Nia.
Keterlibatan perempuan yang lahir di Jakarta pada Agustus 1993 itu dalam proyek satelit tersebut bermula pada 2017. Saat itu Nia, yang baru kembali dari menimba ilmu teknik dirgantara (aerospace engineering) di Amerika Serikat, diterima bekerja di PSN. Nia mendapat tugas sebagai petugas pengelolaan program (program management officer) dalam proyek peresmian satelit Nusantara I di Amerika. Sewaktu Nia masuk, proyek itu baru mendapat pendanaan dan menuju proses manufaktur.
Pada Januari 2018, Nia terbang ke Negeri Abang Sam. Selama enam bulan dia tinggal di Palo Alto, California, untuk mengikuti pelatihan dan penyesuaian persiapan peluncuran satelit Nusantara I buatan Space System Loral. Satelit itu akan ditempatkan di posisi orbit 146 derajat Bujur Timur. Setelah enam bulan, dia kembali ke Indonesia. Saat satelit Nusantara I akan diluncurkan pada Februari 2019, ia kembali bertolak ke Amerika.
Selain memikul tugas mengelola program di satelit Nusantara I, dia dipercaya menjalankan tugas di bidang teknik atau engineering. Tugas itu lebih dekat dengan ilmu yang ia punyai. "Karena saya lulusan ilmu pesawat. Rule-nya di engineering,” tutur lulusan sarjana dan magister Aerospace Engineering California Polytechnic State University, Amerika Serikat, ini.
Nia lantas bercerita tentang ilmu yang ia pelajari di Amerika. Menurut dia, sangat penting mempelajari sistem engineering. “Sebab, itu bisa berguna di banyak bidang, termasuk bagaimana mendesain sistem transportasi publik atau sistem transportasi pribadi,” katanya.
Untuk sistem engineering, Nia menambahkan, berbagai sub-elemen digabungkan menjadi satu sistem yang memberikan manfaat lebih sesuai dengan keinginan pembuatnya, seperti sistem pendidikan. “Sistem yang teratur akan memberikan efek kepada guru dan siswa. Kita akan mendapatkan generasi yang bisa berpikir kritis dan maju,” ujarnya.
Engineer Satelit Satria-1, Adipratnia Satwika Asmady di kantor PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Jakarta, 24…
Keywords: Satelit, Satria-1, Satelit Satria, Adipratnia Satwika Asmady, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Sang Peroboh Menara Gading
2007-11-04Ia pionir dalam bidang telekomunikasi satelit indonesia. insinyur juga harus pandai berbisnis.
Membesarkan Indonesia dengan Musik
2005-07-10Erwin gutawa adalah musisi cemerlang. jenjang karier sebagai seorang musisi telah lengkap ia lakoni.
Menjaga Bali dengan Hati
2005-08-14Luh ketut suryani terus berikhtiar menjaga bali dari gerusan efek negatif pariwisata. anak-anak korban pedofilia…