Kolaborasi Seni Di Gunung Sampah Bantargebang

Edisi: 17 Sep / Tanggal : 2023-09-17 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :


SORE hingga senja itu angin cukup bersahabat, tak terlalu meneror dengan bau sisa gas metana dari sebuah gunungan sampah besar sejauh mata memandang. Masyarakat setempat menyebut gunungan sampah itu Gunung Bulok. Sisa bau air lindi dan gas sepintas masih menguar dihantarkan angin. Lalat-lalat masih menempel di daun-daun pohon jambu di dekat masjid. Sementara itu, di lapangan Masjid Al Muhajirin, Desa Ciketing Udik, Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, sekelompok seniman sedang bersiap-siap sejak sore.
Tak jauh dari lapangan, di sebuah gudang, dua lelaki tengah mengangkat karung-karung berisi sampah pilahan. Di kejauhan, lengan-lengan backhoe bergerak ke kiri dan kanan. Tubuh-tubuh kecil terlihat bergerak di sekitarnya. Tampak truk-truk berwarna oranye merayapi punggung gunungan sampah  antre memuntahkan  isi mereka.
Di "panggung" di jalan semen lebar sekitar 1 meter menuju Masjid Al Muhajirin dengan latar selembar terpal polos terpasang di tembok, beberapa laki-laki serta seorang anak dan seorang perempuan bergerak. Mereka berjalan membungkuk. Dalam posisi melingkar, mereka seperti berebut mencangkul-cangkul dan mengorek-ngorek sampah, lalu mundur selangkah dan berhenti sejenak. Mereka kemudian mengulang  gerakan itu. Mereka membungkuk lalu melontarkan sesuatu ke belakang punggung. Mereka melakukan gerakan berulang itu sebentar, hanya sekitar sepuluh menit menjelang azan magrib.
Sore hingga malam, Ahad, 10 September…

Keywords: SampahBantargebangTPST BantargebangPembuangan SampahKarya Seni
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.