Perjalanan

Edisi: 17 Sep / Tanggal : 2023-09-17 / Halaman : / Rubrik : MA / Penulis :


PETRA, Yordania, 13 Maret 2023. Turis berjubel di sepanjang lorong cadas raksasa di depan Al-Khazneh, satu dari makam yang ditatah di gunung-gunung batu bekas Kerajaan Nabataean. Sejauh mata memandang, lautan manusia berbagai bangsa bergerak maju perlahan. Tampak tangan-tangan teracung di atas kepala memegang handphone untuk merekam.
Ketik “Petra” di Google. Kita akan menemukan situasi yang jauh berbeda. Kepada kita dipaparkan foto-foto kota kuno dalam karang yang lengang, dengan beberapa orang, beberapa unta dan keledai. Di tempat lain, Mathias Pettersen, warga negara Norwegia yang tinggal di Lombok, Nusa Tenggara Barat, melaporkan situasi dermaga penyeberangan Pelabuhan Padang Bai yang “completely chaotic”. Jumlah turis yang tak imbang dengan jumlah kapal membuat antrean panjang. Lagi-lagi, ketik “Bali”, “Lombok”, atau “Gili Trawangan” di Google. Yang kita temukan: laut biru, hamparan sawah, pura sunyi, pasir putih, dan langit jingga. 
Dengan beda antara realitas dan angan yang kontras, kenapa orang masih saja ingin melakukan perjalanan?
Argumen umum: perjalanan membuat kita tercerahkan, memberi pengetahuan tentang dunia dan menghubungkan kita dengan orang lain. Perjalanan bahkan dianggap sebuah pencapaian.
Dalam “The Case Against Travel” di The New Yorker, Agnes Callard—filsuf dan associate…

Keywords: PerjalananRalph Waldo EmersonCharles BaudelaireAlain De BottonFernando Pessoa
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Angst
2023-03-12

angst, bagi para pemikir eksistensialis, adalah anak kandung absurditas hidup. bagaimana memaknainya?

B
Bukan Hiduplah Jika Tak Terus Bergerak
2023-03-19

barat atau timur tak ada sebagai esensi. keduanya ada sebagai "fakta linguistik”.

R
Russkiy Mir
2023-03-26

mereka menyebutnya rasisme berkedok ketuhanan. russkiy mir memunculkan totalitarianisme masa lalu.