Yang Banal Dan Sublim Di Omah Petroek

Edisi: 8 Okto / Tanggal : 2023-10-08 / Halaman : / Rubrik : MA / Penulis :


AKHIR Agustus itu musim bediding yang terlambat—peralihan hujan ke kemarau. Dingin angin sore lereng Merapi berembus saat kami tiba di Omah Petroek. Patung Sukarno setinggi enam meter menyambut, agak terlampau besar dan mendadak. Monumen itu dua hari sebelumnya diresmikan Megawati Soekarnoputri dalam acara yang bersahaja namun meriah.
Peristiwa itu bermakna kuat. Kompleks Omah Petroek (Rumah Petruk) lebih sedasawarsa dikenal sebagai tempat seni, intelektual, sekaligus spiritual yang mengusung keberagaman religi Indonesia. Di sana ada candi, kelenteng, wihara, kapel, dan langgar (yang menyimpan sajadah Gus Dur). Serba mungil sederhana, dinaungi rumpun bambu betung dan pelbagai pohon besar. Aura Bung Karno memberi legitimasi kebangsaan bagi Omah Petroek, yang didirikan oleh budayawan dan rohaniwan Katolik, Sindhunata, SJ.
Patung itu “datang sendiri”. Suatu kali Romo Sindhu, yang disegani seniman Yogyakarta dan Jawa Tengah, dikunjungi pematung Dunadi. Terkesan akan suasana dan perpustakaan Omah Petroek, ia menawarkan diri membuat dan menghadiahkan patung proklamator. Monumen itu pun berdiri menyusul seribu patung yang telah bersemayam di area satu setengah hektare itu.
Saya datang bukan untuk…

Keywords: Taman Mini Indonesia Indah | TMIISoehartoSapardi Djoko DamonoSindhunataBhinneka Tunggal Ika
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Angst
2023-03-12

angst, bagi para pemikir eksistensialis, adalah anak kandung absurditas hidup. bagaimana memaknainya?

B
Bukan Hiduplah Jika Tak Terus Bergerak
2023-03-19

barat atau timur tak ada sebagai esensi. keduanya ada sebagai "fakta linguistik”.

R
Russkiy Mir
2023-03-26

mereka menyebutnya rasisme berkedok ketuhanan. russkiy mir memunculkan totalitarianisme masa lalu.