Kpk Setelah Firli Bahuri Tersangka Pemerasan
Edisi: 26 Nov / Tanggal : 2023-11-26 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :
BELASAN pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi meriung di pelataran Gedung Merah Putih, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis siang, 23 November lalu. Mereka bergabung bersama anggota Indonesia Memanggil 57+ Institute, kelompok mantan pegawai KPK yang diberhentikan karena tak lulus tes wawasan kebangsaan.
Mantan pemimpin KPK, seperti Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, turut hadir. “Kami berkumpul untuk merayakan penetapan Firli Bahuri sebagai tersangka pemerasan,” kata Ketua IM 57+ Mochamad Praswad Nugraha. Sambil berkumpul, mereka menyantap nasi goreng yang sengaja dipesan untuk melayani para mantan pegawai KPK yang hadir.
Praswad mengatakan santap bersama itu merupakan satire untuk menyindir kegemaran Firli yang kerap menunjukkan kemampuannya memasak nasi goreng di berbagai acara resmi KPK. “Ini simbol perlawanan kami kepada Firli Bahuri yang selama ini antikritik,” ujarnya. Setelah menghabiskan nasi goreng, beberapa orang yang hadir duduk di kursi cukur. Mereka siap digunduli.
Acara itu tergolong dadakan. Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya menetapkan Firli Bahuri sebagai tersangka pada Rabu tengah malam, 22 November lalu. Polisi menuduh Firli memeras dan menerima gratifikasi dari Syahrul Yasin Limpo sebanyak Rp 3 miliar. Gratifikasi itu diberikan ketika Syahrul masih menjabat Menteri Pertanian dan penyidik KPK sedang mengusutnya atas dugaan pemerasan dan penerimaan gratifikasi dari anak buahnya.
Selain membuat surat penetapan tersangka, penyidik polisi sudah menyurati Menteri Sekretaris Negara untuk memberitahukan Firli Bahuri sudah menjadi tersangka. Istana Negara menyambut surat tersebut.
Presiden Joko Widodo, saat tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Jumat malam, 24 November lalu,…
Keywords: KPK, Firli Bahuri, Pimpinan KPK, Tes Wawasan Kebangsaan Pegawai KPK, Indonesia Memanggil 57+ Institute, IM57, Ketua KPK Firli Bahuri, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…