Makna Kebahagiaan Para Pembisik Gajah
Edisi: 25 Feb / Tanggal : 2024-02-25 / Halaman : / Rubrik : MA / Penulis :
“SAYA belum lama kehilangan anak perempuan. Sedihnya tak tepermanai. Bagiku, Raghu adalah hadiah dari Tuhan. Ketika air mataku mengalir karena kesedihan, Raghu mengusap dengan belalainya. Usapan Raghu menghiburku. Merawat Raghu seperti memberiku kembali kesempatan merawat anak perempuan.”
Siapa Raghu? Ya, ia seekor gajah.
Saya terpesona melihat kehidupan laki-laki dan perempuan tua itu—belakangan mereka menikah—yang hidup amat sederhana di desa hutan suaka gajah di India Selatan. Mereka mendapatkan kebahagiaan “hanya” melalui persahabatan dengan seekor gajah—belakangan ditambah satu lagi gajah bernama Ammu. Hidup keduanya berporos pada pengasuhan kedua gajah itu, sambil sesekali beribadah di pura sederhana berukuran 1,5 x 2 meter yang mereka bangun di tanah mereka sendiri di tengah hutan. Memang bukan tidak ada drama dalam hidup Bomman dan Bellie, kedua pembisik gajah itu.
Bomman dan Bellie benar-benar telah mendapatkan kebahagiaan, yang dicari semua orang, melalui hidup bersahabat dengan alam. Kutipan di awal tulisan ini adalah ungkapan…
Keywords: Filsafat, Socrates, Martin Heidegger, Aristoteles, Makna Kebahagiaan, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Angst
2023-03-12angst, bagi para pemikir eksistensialis, adalah anak kandung absurditas hidup. bagaimana memaknainya?
Bukan Hiduplah Jika Tak Terus Bergerak
2023-03-19barat atau timur tak ada sebagai esensi. keduanya ada sebagai "fakta linguistik”.
Russkiy Mir
2023-03-26mereka menyebutnya rasisme berkedok ketuhanan. russkiy mir memunculkan totalitarianisme masa lalu.