Dari Bangsa Manakah Kaum Hadrami?
Edisi: 7 Apri / Tanggal : 2024-04-07 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :
“ASTAGFIRULLAH!” tulis Sukarno ketika menutup sepucuk suratnya kepada Ahmad Hassan, tokoh Persatuan Islam atau Persis, atas segala hal yang dirasanya terbelakang dan tidak sesuai dengan modernisme Islam. Sukarno kemudian meringkas itu semua sebagai “Hadramautisme”, istilah yang menjadi populer sejak 1935.
Sukarno pada dasarnya sedang mempersoalkan pengeramatan para sayid atau mereka yang mengaku keturunan Nabi Muhammad dari kalangan Hadrami, orang-orang dari Hadramaut, sebagai elite sosial religius tradisional. Selain menyuburkan konservatisme dan fanatisme, pengeramatan itu menumbuhkan “aristokrasi Islam” dan membunuh semangat kesetaraan dalam Islam, yang merendahkan pribumi. Lebih jauh ia juga memasuki pertentangan antara Hadrami “keturunan asli” dan “kelahiran Hindia” mengenai wataniah atau identitas kebangsaan. Ada satu kubu yang mendukung kebangsaan Hadrami dan kubu lain mendukung kebangsaan Indonesia.
Kebangsaan Indonesia adalah isu baru di antara Hadrami, seperti halnya terjadi di kalangan orang Cina di Hindia pada masa tersebut. Dalam fase nahdah atau semangat kemajuan memasuki kemodernan di awal abad ke-20, isu ini memicu perdebatan soal identitas dan wataniah kaum Hadrami sejak 1915 dan dianggap selesai pada 1920 dengan disepakatinya Hadramaut sebagai tanah air yang diterima secara luas. Namun identitas Hadrami—makna menjadi Hadrami dan siapa yang berhak atau tidak berhak menyandang nama itu—masih diperdebatkan. Sejak awal, pertentangan ini bukanlah soal bahwa di atas segala-galanya mereka adalah bangsa Hadrami, melainkan mengenai sistem stratifikasi sosial Hadrami, terutama status tradisional sayid, yang juga disebut habib.
Pada awal fase…
Keywords: Sukarno, Habib, Rabithah Alawiyah, Keturunan Nabi Muhammad, Hadramaut, Hadrami, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…