Seperti Daun, Yudhistira Massardi Runduk Pada Musim

Edisi: 21 Apr / Tanggal : 2024-04-21 / Halaman : / Rubrik : OBI / Penulis :


SENIN, 4 Maret 2024, Mbak Dini, ibu mertua sastrawan Yudhistira Ardi Nugraha Moelyana Massardi, meninggal. Saya dan Rayni, istri saya, tiba di rumah Yudhis—sapaan Yudhistira—pada pukul 11.20. Di ruang tamu, jenazah Mbak Dini terbujur di ruang tamu dan siap diberangkatkan ke masjid. Tapi Yudhis dan keluarga batihnya tidak tampak.
Kami diisyaratkan untuk masuk ke kamar Yudhis. Di dalamnya tampak Yudhis terbaring di tempat tidur. Tubuhnya menggigil hebat. Ia dikelilingi Siska, perempuan yang ia nikahi pada 1985, serta ketiga anaknya, Iga Dada Massardi, Matatiya Taya, dan Kafka Dikara. Mereka memijat dan menggosokkan minyak balur sambil tak henti membaca doa. Yudhis sendiri terus mendesah, “Dingin, dingin, dingin,” di tengah zikir dan napas yang tersengal-sengal. Slang oksigen masih terpasang di lubang hidungnya.
Saya syok berat. Kejadian dan pemandangan di rumah itu terasa sangat absurd dan surealistis. Di ruang tamu ada jenazah yang terbaring dan di sini saudara kembar saya sedang menggigil hebat. Mengingat kondisi dan kemampuan pompa jantungnya yang tinggal 40 persen, sebagaimana disampaikan dokter jantungnya, saya tak mampu membayangkan bila jantungnya berhenti berdenyut.
Namun perlahan-lahan kondisi Yudhis membaik. Dia lalu bangun dan meminta dibawa keluar. Ia duduk di kursi roda menghadap meja makan dan menyantap sedikit sajian makan siang. Yudhis masih bisa tersenyum dan kami sempat berfoto ria. “Semoga dia sabar dan ikhlas. Lo juga, Noor,” begitu pesan Jajang C. Noer via WhatsApp beberapa waktu kemudian. “Aku belum siap kehilangan,” saya menjawab. “Karena itu, gue bilang harus sabar dan ikhlas. C'est la vie. C'est notre vie,” kata Jajang lagi.
Beberapa bulan sebelumnya, saya dan Rayni bertemu dengan Yudhis dan Siska di sebuah kafe di fX, Senayan, Jakarta. Bersama Carry Nadeak dan Bambang Sulistyo, sahabat dari majalah Gatra, kami membahas rencana perhelatan “Perjalanan Cinta 70 Tahun Noorca & Yudhis”, yang rencananya digelar di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta. Acara itu digagas Yudhis pada hari ulang tahun kami yang ke-69 pada 28 Februari 2023. Saya sesungguhnya tidak begitu antusias karena publik pembaca kami sudah menipis, terutama karena faktor usia. Generasi baby boomer dan gen X yang merupakan basis pembaca kami sudah tidak aktif lagi. Sedangkan gen Y dan terlebih lagi gen Z, yang tumbuh dan dibesarkan…

Keywords: ObituariSastrawanTamansiswaGen ZYudhistira MassardiLembaga Sensor Film
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…