Tafsir Tiga Perupa Yogyakarta Merespons Karya Dalam Tabon
Edisi: 28 Apr / Tanggal : 2024-04-28 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
MENAIKI tangga dari lantai dua ke lantai tiga gedung Jogja National Museum (JNM), pengunjung pameran seni rupa bertajuk “Tabon” disambut beberapa bendera hitam di kiri-kanan anak tangga. Bendera itu bergambar tumpukan ban bekas yang membara dengan nyala api merah. Atmosfer perlawanan atas kesewenang-wenangan rezim yang menjadi kekhasan karya perupa Bali, Alit Ambara, ada di depan mata.
Benar saja. Memasuki ruang pamer yang luas, berpasang mata dihadapkan pada hampir 300 poster yang menggambarkan wajah-wajah yang diduga punya andil dalam karut-marut rezim-rezim yang berkuasa sedari masa Gerakan Satu Oktober atau Gestok 1965 hingga Pemilihan Umum 2024. Meski sosok-sosok dalam poster itu tanpa nama, hampir setiap orang bisa menebak mereka karena disertai sejumlah simbol.
Ada gambar wajah berkumis segi empat bertulisan “New Face – Old Fascist” di atas dan bawahnya dengan corengan tulisan merah “No” di tengah wajah. Adapun poster di sebaliknya bergambar sosok berambut ikal belah pinggir. “Zoomers – Thank you for Seeping The Alive”, begitu bunyi tulisannya.
Di ruangan lain yang remang-remang, sosok berambut ikal belah pinggir itu muncul dengan kemeja putih yang tersemat mawar merah yang mengalirkan darah. Wajahnya yang merah dicoreng tulisan hitam “Not my president”. Sementara itu, gambar dinding di sebelahnya berupa kerumunan serigala hitam lapar yang meneteskan air liur.
Di tengah ruangan, Alit menyusun instalasi berupa tumpukan ban bekas mobil. Di tengah lubang ban dipasang lampu merah dan putih yang meliuk-liuk untuk memberi efek menyala seperti api. Juga ada poster sosok familier bermahkota raja dan berwajah badut. Lembaran panjang penuh tulisan keluar dari mulutnya…
Keywords: Yogyakarta, Pameran Seni Rupa, Tabon, Jogja National Museum, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.