Mengapa Pltu Ombilin Tak Kunjung Dipensiunkan Meski Membahayakan Penduduk?
Edisi: 5 Mei / Tanggal : 2024-05-05 / Halaman : / Rubrik : LIN / Penulis :
SEPULUH truk pengangkut batu bara berduyun-duyun lewat di depan rumah Gusrinal pada Kamis, 4 April 2024. Warga Desa Sijantang Koto, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, itu sudah mafhum akan kondisi tersebut. “Terkadang batu bara jatuh dari truk tronton dan menghantam rumah saya. Kaca rumah pecah terkena batu bara yang jatuh,” kata guru di sekolah menengah pertama tersebut.
Truk tronton yang dimaksud Gusrinal adalah truk dengan sumbu tiga atau beroda sepuluh. Berat kosong truk ini 26 ton. Berat totalnya 40 ton bila memuat batu bara. Dalam sehari, ada ratusan truk seperti itu yang dilihat Gusrinal mengirimkan batu bara sebagai bahan bakar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin. Jarak rumah Gusrinal dengan pintu masuk PLTU Ombilin sekitar 100 meter.
Bagi pria 60 tahun itu, truk tronton yang wira-wiri menimbulkan banyak kemudaratan untuk keluarganya. Selain menghamburkan kerikil batu bara, roda-roda truk yang menggilas jalanan menyebarkan debu hingga masuk ke rumah. Pencemaran udara itu juga yang mungkin menimbulkan masalah kesehatan bagi puluhan murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 19 Sijantang Koto yang berada hanya sepelemparan batu dari menara cerobong asap PLTU.
Pada Desember 2017, Ikatan Dokter Indonesia Kota Sawahlunto memeriksa kesehatan 50 murid kelas IV dan V sekolah tersebut. Pemeriksaan foto toraks mendapati 17 murid normal, 18 mengidap bronkitis kronis, 4 menderita tuberkulosis, dan 11 mengalami bronkitis plus tuberkulosis. Adapun hasil pemeriksaan spirometri menemukan sebanyak 17 murid normal dan 33 lainnya mengalami gangguan fungsi paru. Temuan ini tak diinformasikan.
Gusrinal tidak heran akan kemunculan masalah kesehatan pada anak-anak sekolah. Itu sebabnya dalam satu dekade terakhir ia lantang menyuarakan penolakan terhadap PLTU Ombilin. Gusrinal pernah mendatangi manajemen PLTU Ombilin untuk meluapkan amarahnya. Namun ia justru dilaporkan ke Pemerintah Kota Sawahlunto hingga berujung pada sidang etik. Gusrinal diberi sanksi berupa surat peringatan yang ia sebut “surat cinta”.
Mendapat protes dari masyarakat ihwal polusi debu dan abu batu bara, PLTU tertua kedua di Sumatera yang beroperasi sejak Juli 1996 itu bergeming. Bahkan tak jarang truk-truk yang melintas…
Keywords: Kota Sawahlunto, Batu Bara, PLTU, Pencemaran Udara, ISPA, Sijantang Koto, PLTU Ombilin, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…