Defisit penyedia daging sapi selalu terjadi setiap tahun. Sebab, rata-rata produksi daging lokal hanya 400 ribu ton per tahun, sementara konsumsi mencapai 700 ribu ton per tahun. Sehingga impor daging terus meningkat setiap tahun.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sejak 2016, Indonesia sulit mengendalikan impor daging lembut. Pada 2016, Indonesia melakukan impor tercatat 116,76 ribu ton, meningkat pada 2017, menjadi 118,64 ribu ton. Namun terjadi penurunan pada 2018, 46,78 ribu ton. Terjadi peningkatan tinggi pada 2019, 201,55 ribu ton. Estimasi impor daging pada 2020, mencapai 140,87 ribu ton.