Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penduduk Jakarta Terus Bertambah, Meski Laju Pertumbuhan Menurun

Rabu, 23 Juni 2021 17:09 WIB

Jakarta menginjak usia 494 tahun. Mendekati usia setengah milenium, Jakarta merupakan ibu kota sekaligus pusat perekonomian dan bisnis Indonesia. Tak heran jika Jakarta masih menjadi gula-gula yang menarik pendatang dari daerah-daerah lain di Indonesia.

Berdasarkan hasil Sensus 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, penduduk ibu kota mencapai 10,56 juta jiwa. Jumlah tersebut meningkat sebesar 954 ribu jiwa dari sensus terakhir 10 tahun yang lalu, atau 88 ribu jiwa per tahun. 

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki sebesar 5,33 juta jiwa atau 50,51 persen. Sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 5,23 juta jiwa alias 49,49 persen. Rasio jenis kelamin penduduk DKI Jakarta sebesar 102 atau dengan kata lain terdapat 102 laki-laki per 100 perempuan di DKI Jakarta pada 2020.

Kemudian berdasarkan generasi, mayoritas penduduk DKI Jakarta merupakan generasi milenial dan generasi Z—kelahiran 1981-1996 dan 1997-2012. Penduduk generasi milenial mencapai 2,83 juta jiwa atau 26,78 persen dari jumlah penduduk DKI Jakarta, sedangkan jumlah penduduk generasi Z sebesar 2,7 juta jiwa setara 25,65 persen dari total populasi.

Meskipun DKI Jakarta terus mencatatkan pertambahan penduduk setiap tahun, namun laju pertumbuhan penduduk per tahun mengalami penurunan. Laju pertumbuhan penduduk ibu kota per tahun pada periode 2010-2020 mencapai 0,92 persen, menurun sebesar 0,49 persen dari periode sebelumnya. Kepulauan Seribu menjadi wilayah laju pertumbuhan penduduk per tahun tertinggi di DKI Jakarta sebesar 2,69 persen, sedangkan wilayah laju pertumbuhan penduduk per tahun terkecil ialah Jakarta Barat dengan 0,63 persen.

Menurut BPS DKI Jakarta, penurunan laju pertumbuhan penduduk akibat migrasi keluar lebih besar dari migrasi masuk, berakibat angka migrasi neto menjadi minus. Berdasarkan perhitungan BPS, migrasi neto DKI Jakarta pada periode 2010-2015 sejumlah -23, atau sebanyak 23 dari 1000 penduduk keluar dari DKI Jakarta.

Di sisi lain, pertambahan jumlah penduduk juga menyebabkan wilayah DKI Jakarta semakin padat. Dengan luas 662,33 kilometer persegi, kepadatan penduduk ibu kota pada 2020 mencapai 14.555 jiwa per kilometer persegi, sedangkan pada 2010 sebesar 14.506 jiwa per kilometer persegi. Padahal kepadatan wilayah Indonesia hanya 141 jiwa per kilometer persegi, dengan kata lain kepadatan penduduk di DKI Jakarta setara dengan 103 kali kepadatan penduduk Indonesia. Jakarta Pusat menjadi wilayah terpadat di DKI Jakarta dengan 18.603 jiwa per kilometer persegi.