Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lampu Merah Ketersediaan Oksigen Rumah Sakit Jawa-Bali

Senin, 5 Juli 2021 20:17 WIB

Ketersediaan oksigen rumah sakit (RS) di kawasan Jawa-Bali semakin menipis. Berdasarkan data yang dipaparkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada rapat bersama Komisi IX DPR, Senin, 5 Juli 2021, 85 persen pasokan oksigen RS Jawa-Bali sudah terpakai.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), stok oksigen RS tinggal menyisakan 4,8 ton per hari. Padahal hari ini DIY mencatatkan pertambahan kasus Covid-19 harian sebanyak 1.465 kasus. DIY sendiri merupakan provinsi dengan ketersediaan oksigen RS terkecil di seantero Jawa-Bali sebanyak 52,3 ton per hari, di bawah Bali yang memiliki ketersediaan oksigen RS sebanyak 66,8 ton per hari.

Krisis oksigen pun sempat melanda RSUP dr. Sardjito, Sleman, DIY. Pada Sabtu, 3 Juli 2021, RSUP dr. Sardjito melaporkan penurunan ketersediaan oksigen sentral sejak pukul 16.00 WIB dan diperkirakan persediaan oksigen akan habis pada pukul 18.00 WIB. “Sehingga berisiko pada keselamatan pasien yang dirawat, baik pasien Covid-19 maupun non-Covid-19,” kata Direktur Utama RSUP dr. Sardjito, Rukmono Iswishanto dalam suratnya ke Kemenkes pada hari yang sama.

Persediaan oksigen sentral kemudian habis pada pukul 20.00 WIB. Kebutuhan oksigen pasien lantas ditopang oleh oksigen tabung. Kepolisian Daerah DIY juga menyumbangkan 100 tabung oksigen bantuan. Pasokan oksigen akhirnya datang pada Ahad, 4 Juli 2020 pukul 05.00 WIB dari Depo PT. Samator di Kendal, Jawa Tengah.

Kapasitas produksi oksigen nasional mencapai 866.000 ton per tahun, tetapi baru terpakai 639.900 ton. Sebanyak 72 persen di antaranya diperuntukkan kebutuhan industri, sedangkan 28 persennya diperuntukkan kebutuhan medis. Samator Group menjadi perusahaan produsen oksigen nasional terbesar sebesar 318.750 ton per tahun. Sebanyak 96 persen suplai oksigen medis nasional juga disumbang oleh Samator Group.

Menkes Budi Gunadi pun meminta Menteri Perindustrian (Menperin) untuk mengimpor tabung oksigen untuk kebutuhan RS. “Impor tabung yang 6 meter kubik dan 1 meter kubik untuk memenuhi ruang-ruang darurat tambahan yang ada di rumah sakit,” ujar Budi pada rapat tersebut.

Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi sekaligus Koordinator Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar pasokan oksigen industri seluruhnya diperuntukkan bagi kebutuhan oksigen medis. Ia juga berkoordinasi dengan Kemenperin agar pencatatan kebutuhan oksigen di setiap kota bisa dirapikan.

“Sekarang kita butuh data yang detail. Kita bikin konversi oksigen industri semua full ke oksigen farmasi. Kekurangan kita ini bisa nanti terpenuhi, jika oksigen industri itu semua kita fokus ke oksigen farmasi,” kata Luhut melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 5 Juli 2021.