Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

712 Pasien Isoman Covid-19 Meninggal Sejak Juni, Jumlah Tertinggi di Jawa Barat

Selasa, 20 Juli 2021 18:16 WIB

Berdasarkan data per 20 Juli 2021 yang dirilis tim koalisi warga pemantau wabah LaporCovid-19, sebanyak 712 pasien Covid-19 meninggal saat menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah sejak Juni 2021. Jumlah tertinggi kematian pasien isoman terjadi di Jawa Barat sebanyak 248 kasus atau 35 persen dari jumlah keseluruhan. Kota Bekasi menjadi lokasi dengan kasus terbanyak, dengan kematian 84 orang, disusul Kota Bogor dengan kematian 75 orang.

 

LaporCovid-19 menghimpun data ini dari laporan warga melalui sistem pelaporan daring yang difasilitasi LaporCovid-19 sendiri, pemberitaan media yang sudah terverifikasi, dan pelacakan di media sosial Twitter. Namun jumlah ini hanya fenomena gunung es karena tidak semua kasus dilaporkan, sehingga bukan tidak mungkin angka sebenarnya di lapangan lebih banyak.

Lompatan jumlah kematian pasien isoman Covid-19 terjadi seiring melonjaknya kasus Covid-19 sejak Juni 2021. Akibatnya rumah sakit (RS) pun penuh, sehingga tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19.

“Beberapa di antaranya sudah mengalami penolakan-penolakan di satu rumah sakit dan rumah sakit lain,” kata Koordinator LaporCovid-19 Irma Hidayana dalam konferensi pers, Ahad, 18 Juli 2021. 

Tidak hanya ditolak RS, sebagian di antaranya juga memilih untuk bertahan di rumah lantaran takut ke RS. “Karena (pasien) takut di-covid-kan. Ada beberapa orang yang tinggal di daerah rural di beberapa daerah di Jatim mereka itu menyebut sakit biasa, mereka denial (menyangkal) Covid kemudian terlambat diperiksa,” ujar Co-Inisiator LaporCovid-19 Ahmad Arif dalam konferensi pers daring CISDI ‘Kolapsnya Fasilitas Kesehatan dan Kematian Pasien Isolasi Mandiri’, Senin, 12 Juli 2021.

Agar kejadian serupa tidak terulang, LaporCovid-19 menyarankan pemerintah untuk menambah tempat isolasi terpusat, mengoptimalkan konsultasi daring, meningkatkan pendataan, serta menggencarkan edukasi agar masyarakat paham betul risiko Covid-19. LaporCovid-19 juga menyarankan pembentukan unit kecil di lingkungan tempat tinggal seperti satuan tugas desa, RT, RW, untuk memantau pasien Covid-19 yang isoman di rumah.

Koordinator Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi keterbatasan kapasitas RS bagi pasien Covid-19.

“Pemerintah sudah mendorong setiap daerah, baik menambah fasilitas RS Darurat Lapangan, isolasi terpusat, maupun mendukung upaya isolasi mandiri dengan supervisi ketat dari posko yang sudah terbentuk,” kata Wiku kepada Tempo, Ahad, 18 Juli 2021.

Penyediaan fasilitas-fasilitas yang disebutkan tersebut ditujukan untuk mengurangi beban RS yang terus dibanjiri pasien Covid-19. Selain itu, di masa mendatang, manajemen RS juga diminta untuk mematuhi pedoman Kementerian Kesehatan terkait manajemen distribusi pasien.