Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perekonomian Indonesia Kuartal II 2021 Tumbuh 7,07 Persen karena Basis Rendah di Kuartal II 2020

Selasa, 10 Agustus 2021 20:34 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal II 2021. Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) pada periode itu sebesar Rp 2.772,8 triliun. Jika dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun sebelumnya atau year-on-year (yoy), maka perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 7,07 persen. 

Pertumbuhan yang mencapai kisaran 7 persen juga terbantu oleh efek basis yang rendah (low-base effect). Sebagai catatan, PDB ADHK pada kuartal II 2020 senilai Rp 2.589,8 triliun.

 

 

“PDB ADHK ketika itu (kuartal II 2020) drop sekali, itulah penjelasan kenapa ekonomi kuartal II 2021 bisa tumbuh hingga 7,07 persen,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Kamis, 5 Agustus 2021.

Sedangkan nilai PDB ADHK pada kuartal I 2021 sebesar Rp 2.684 triliun. Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan kuartal I 2021, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 3,31 persen per quarter-to-quarter (q/q).

“Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia Semester I 2021 dibandingkan dengan Semester I 2020 tumbuh 3,10 persen,” kata Margo. Ia kemudian menambahkan bahwa data itu turut memperhatikan catatan peristiwa sepanjang triwulan II 2021.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II 2021 juga tidak dapat dilepaskan dari perekonomian global yang juga tumbuh di periode yang sama. “Situasi perbaikan ekonomi ini juga terlihat pada pertumbuhan ekonomi pada mitra dagang utama Indonesia seperti Amerika Serikat 12,2 persen, Tiongkok 7,9 persen, dan Singapura 14,3 persen,” kata Margo.

Pertumbuhan ekonomi mitra dagang Indonesia ikut mendorong pertumbuhan nilai ekspor komoditas barang Indonesia 55,89 persen. Barang-barang produksi Indonesia yang mengalami kenaikan ekspor ialah komoditas pertanian, industri pengolahan, dan pertambangan.

Peningkatan juga terjadi pada nilai impor Indonesia pada kuartal II 2021, yakni sebesar 50,21 persen. Kenaikan nilai impor merupakan akibat dari peningkatan impor pada komponen barang konsumsi, bahan baku dan bahan penolong, serta barang modal.

Margo menambahkan bahwa Indonesia sebenarnya telah keluar dari resesi ekonomi. Secara definisi, kondisi resesi terjadi ketika kondisi pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi minimal dua triwulan berturut-turut. Sedangkan pada kuartal II 2021 ekonomi Indonesia mengalami tumbuh 3,31 persen quarter-to-quarter dan 7,07 persen year-on-year.

Hanya saja, kondisi itu belum menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia telah normal. Sebab ekonomi Indonesia sebelum pandemi tumbuh sekitar 4 persen quarter-to-quarter setiap kuartal II. Sedangkan saat ini angka pertumbuhan masih di kisaran 3 persen quarter-to-quarter.