Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Harga Tes PCR di Laos Termurah se-ASEAN Seharga Rp 74 Ribu, Bagaimana dengan Indonesia?

Rabu, 18 Agustus 2021 19:36 WIB

Harga tes polymerase chain reaction (PCR) di Laos jadi yang termurah dibanding negara-negara Asia Tenggara lain. Menurut laporan The Laotian Times pada Maret 2021, Satuan Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Laos menetapkan harga tes PCR sebesar 50 ribu Kip atau sekitar Rp 74 ribu bagi pasien rumah sakit, kasus medis, pegawai negeri, dan pelajar. 

Sedangkan bagi orang asing serta pekerja Laos yang butuh tes PCR untuk pergi ke luar negeri, dikenakan harga 650 ribu Kip atau Rp 966 ribu. Penetapan harga itu disebut telah memperhatikan tingkat pendapatan dan sejumlah faktor lainnya.

Peringkat termurah kedua se-Asia Tenggara ditempati Vietnam. Menurut laporan Vietnam News Agency pada 10 Juli 2021, Kementerian Kesehatan Vietnam menetapkan harga tes PCR sebesar 734 ribu Dong, atau senilai Rp 461 ribu. Di ibu kota Hanoi, warga yang diwajibkan menjalani tes oleh pemerintah kota dan badan kesehatan setempat mendapat layanan tes PCR gratis.

Sedangkan harga tes termahal se-Asia Tenggara dicatatkan oleh Myanmar. Dilansir dari The Irrawaddy, harga tes PCR di Myanmar mencapai 200 ribu Kyat atau setara dengan Rp 1,7 juta. 

Peringkat harga tes PCR termahal se-Asia Tenggara selanjutnya ialah Kamboja dan Brunei. Di Kamboja, harga tes PCR untuk orang asing sebesar 100 dolar Amerika Serikat (AS) atau senilai Rp 1,4 juta menurut laporan The Khmer Times. Tidak ada informasi berapa harga tes PCR bagi warga lokal, namun The Phnom Penh Post melaporkan bahwa Menteri Kesehatan Kamboja menggratiskan tes antigen di seluruh negeri.

Sementara harga tes PCR di Brunei menurut dokumen Kementerian Kesehatan Brunei berkisar antara 100 dolar AS sampai 350 dolar AS. Namun perlu digarisbawahi bahwa harga itu ditetapkan bagi pelaku perjalanan. Harga 100 dolar AS atau Rp 1,4 juta berlaku bagi warga Brunei yang akan melakukan perjalanan ke luar Brunei, dan harga 350 dolar AS atau Rp 5 juta dikenakan kepada orang asing yang datang ke Brunei. Tes PCR digratiskan warga Brunei yang kembali ke negaranya dan pelajar yang akan meninggalkan Brunei.

Sedangkan harga tes PCR di Indonesia kini menempati peringkat ketiga termurah se-Asia Tenggara usai Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menurunkan harga menjadi Rp 495 ribu untuk Jawa-Bali dan Rp 550 ribu untuk luar Jawa-Bali. Perubahan tarif itu ditetapkan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan nomor HK.02.02/I/2845/2021 tentang Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan Reserve Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

Penurunan itu dilakukan usai mengevaluasi harga reagen dan komponen lain seperti masker, hazmat, hingga sarung tangan. Pada Oktober 2020 lalu, Kemenkes sempat menetapkan harga tes PCR sebesar Rp 900 ribu.

“Setelah kita evaluasi, sudah terjadi penurunan harga, dan berdasarkan penurunan itu kita lakukan perhitungan ulang unit cost, didapatkan harga tertinggi Rp 495 ribu,” kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Abdul Kadir, dalam konferensi pers daring, Senin, 16 Agustus 2021.

Harga tes PCR di masa mendatang tetap akan mempertimbangkan harga komponen serta biaya lain seperti biaya SDM dan administrasi. “Tak menutup kemungkinan jika saatnya nanti akan ada evaluasi lagi, harganya bisa lebih turun lagi,” kata Kadir.